Bisnis.com, JAKARTA - Stress test menjadi salah satu jurus yang akan dilakukan oleh PT Bank BCA Digital untuk mengantisipasi lonjakan trafik saat penggelaran event-event besar.
Sistem mati ketika event besar digelar menjadi hal yang harus diantisipasi sejak dini demi menjaga reputasi. Stress test adalah tes yang dilakukan untuk menguji stabilitas dan keandalan sistem.
Direktur IT dan Operasi BCA Digital Iman Sentosa mengatakan setiap ada acara-acara spesial, yang membuat laju transaksi melesat tajam, perseroan akan melakukan uji coba atau stress test, pengujian stabilitas dan keandalan sistem, terlebih dahulu untuk mengukur kemampuan sistem.
Dengan melakukan stress test harapannya ketika beban trafik besar datang, maka sistem sudah siap untuk menampung beban trafik tersebut karena perusahaan mengetahui batas kemampuan sistem.
“Alhasil mitra merasa puas, nasabah puas, dan komplain terhadap bank juga menjadi rendah. Jadi kualitas harus kita jaga, ” kata Iman di Jakarta, Selasa (25/4).
Sekedar informasi, beberapa waktu lalu salah satu sistem teknologi informasi bank besar runtuh (down) akibat tidak mampu menampung lonjakan trafik.
Dari sisi teknologi, kata Iman, Bank BCA Digital tidak jauh berbeda dengan bank-bank lainnya. BCA Digital menggunakan sistem terbuka (open source) pangkalan data dan layanan komputasi awan.
Khusus untuk komputasi awan, perusahaan menggunakan layanan tersebut untuk mengelola data-data yang nonesensial. Komputasi awan dibutuhkan untuk mengembankan layanan karena sistem ini sangat fleksibel.
Perusahaan berusaha memanfaatkan sistem yang ada sebaik mungkin sehingga biaya investasinya dapat lebih efisien dan dapat dimanfaatkan untuk bagian lain.
Dia mengatakan teknologi, produk dan promosi menjadi tiga komponen terbesar yang menyerap investasi perusahaan. Iman belum dapat memberitahu nilai investasi yang digelontorkan BCA digital saat ini.
“Dengan itu, bank dapat beroperasi dengan lancar dan biaya investasi terkendali. Jika terkendali investasinya dapat dibagi-bagi ke bagian bisnis dan pemasaran,” kata Iman.
Sekedar informasi, Blu, aplikasi milik anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank BCA Digital mengklaim telah memiliki 675.900 pengguna hingga 21 April 2022.
Aplikasi yang diluncurkan pada Juli 2021 ini terus berupaya merangkul pengguna baru dengan menghadirkan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat.
Direktur Utama BCA Digital Lanny Budiati mengatakan Blu juga telah melayani transaksi dengan total mencapai Rp23,7 triliun hingga hari ini (year to date/ytd), untuk semua transaksi. Lebih khusus, untuk transaksi tanpa kartu mencapai Rp87,78 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel