Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance/BFIN) baru saja mencatatkan rekor nilai pembiayaan baru (booking) per kuartal di sepanjang sejarah perusahaan berdiri.
Direktur Keuangan sekaligus Corporate Secretary BFI Finance Sudjono mengungkap pada kuartal I/2022 lalu, realisasi pembiayaan baru senilai Rp4,8 triliun, tercatat meningkat 61,8 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan 10,9 persen (quarter-to-quarter/qtq) dibandingkan kuartal IV/2021.
"Mobilitas masyarakat yang semakin tinggi, serta peningkatan kebutuhan dan konsumsi jelang Ramadan dan Lebaran juga turut mendukung kinerja perseroan sepanjang kuartal I/2022 lalu," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (27/4/2022).
Menurut Sudjono, kendati awal tahun masih sempat dibayangi gelombang virus Covid-19 varian baru, kinerja BFIN bisa melesat seiring dengan pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat, keberhasilan program vaksin, serta kembalinya aktivitas pelaku usaha di beragam lini industri.
Peningkatan nilai booking ini turut mengatrol jumlah total piutang yang dikelola BFIN menjadi Rp15,6 triliun, naik 14,3 persen (yoy) dibandingkan kuartal I/2021. Sementara nilai aset dilaporkan sebesar Rp16,4 triliun, tercatat tumbuh 15,4 persen (yoy).
Rasio Non-Performing Financing (NPF) bruto leasing di bidang pembiayaan multiguna mobil dan motor, mobil bekas, dan alat berat ini pun tetap stabil di angka 1,06 persen, sementara NPF neto sebesar 0,26 persen.
Dengan kondisi ekonomi dan kinerja yang membaik, BFIN pun mulai menurunkan Cadangan Kerugian Piutang dari sebelumnya 7,6 persen di kuartal I/2021 menjadi 5,4 persen di kuartal I/2022.
"Namun, perusahaan tetap fokus dalam menerapkan manajemen risiko yang prudent dengan tetap menjaga tingkat cadangan yang mencapai 5,1 kali dari besar NPF," tegas Sudjono.
Untuk piutang pembiayaan yang dikelola berdasarkan jenis aset, komposisi mobil (bekas dan baru) mendominasi sebesar 70,7 persen, disusul oleh alat berat dan mesin sebesar 12,5 persen.
Berikutnya, ada motor bekas 10,4 persen, dan lainnya 6,4 persen, mengakup property-backed financing (PBF) atau pembiayaan berjaminan sertifikat rumah dan ruko, pembiayaan syariah, dan pembiayaan chanelling dengan anak usaha Pinjam Modal (PT Finansial Integrasi Teknologi).
Dari sisi pendapatan, Perusahaan juga mencatatkan kinerja yang mengagumkan, di mana laba bersih meningkat 72,5 persen ke Rp396 miliar dalam periode yang sama.
Peningkatan laba yang tinggi ini tidak terlepas dari bertumbuhnya pendapatan total sebesar 18,4 persen (yoy) menjadi Rp1,2 triliun dan diimbangi dengan penurunan total biaya sebesar 3,6 persen (yoy) yang didukung oleh penurunan biaya dana (cost of fund) dan biaya kredit (cost of credit) yang turun dibanding tahun sebelumnya, dengan biaya operasional meningkat secara proporsional.
Per 31 Maret 2022, sisa nilai piutang dari kontrak yang melakukan restrukturisasi atau relaksasi terkait pandemi Covid-19 tersisa 6,9 persen dari keseluruhan nilai piutang pembiayaan yang dikelola, atau turun secara signifikan dari nilai persentase tertinggi 35,5 persen di September 2020.
Sebagian besar dari piutang relaksasi tersebut sudah dalam tahap pembayaran normal. Adapun, 1,3 persen sisanya masih dalam program relaksasi.
"Diharapkan piutang relaksasi atau restrukturisasi ini dapat dituntaskan sepenuhnya di 2022, mengingat sejak akhir 2021 kurva-nya sudah terus menurun," ungkap Sudjono.
Terakhir, perjalanan penting BFI Finance lainnya sepanjang kuartal I/2022 juga ditandai dengan penawaran tender sukarela oleh Trinugraha Capital & Co SCA selaku pemegang saham pengendali atas saham BFIN dan telah dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan pada Maret lalu.
"Tentunya hal ini menunjukkan kepercayaan dari pemegang saham atas kinerja BFI Finance. Kami tetap mempertahankan tata kelola yang baik dan kehati-hatian dalam berbisnis untuk bertumbuh secara sehat serta transformasi digital guna melayani konsumen dan mitra bisnis kami lebih baik lagi," tutupnya.
Sekadar informasi, BFI Finance menyalurkan Rp13,67 triliun sepanjang tahun lalu, tercatat naik 79,8 persen (yoy) dibandingkan capaian sepanjang 2020 senilai Rp7,6 triliun. Tahun ini, BFIN menargetkan mampu tumbuh di kisaran 10-15 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel