Kinerja Ciputra (CTRA) Menjulang, Berapa Target Harga Sahamnya?

Bisnis.com,28 Apr 2022, 19:09 WIB
Penulis: Dewi Fadhilah Soemanagara
Pengunjung berjalan melintasi salah satu gerai busana di Mal Ciputra Jakarta yang sepi pengunjung, Selasa (25/5/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) mencetak kinerja operasional yang menjulang sehingga harga sahamnya ditargetkan tembus Rp1.500.

Analis Henan Putihrai (HP) Financials Jono Syafei menjelaskan beberapa faktor yang menjadi fondasi kinerja Ciputra Group ini.

Misalnya, suku bunga yang menguntungkan serta pembebasan PPN pemerintah dan relaksasi loan to value (LTV) dari Bank Indonesia dinilai menjadi sentimen positif.

Proyek baru perseroan di beberapa wilayah di Indonesia juga ditargetkan dapat menyumbang pendapatan CTRA.

“Peluncuran proyek baru CTRA di Sumatera dan Surabaya juga berhasil membukukan angka yang memuaskan, dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang luar biasa setelah wilayah Jabodetabek pada 2022,” ujar Jono dalam risetnya, dikutip Kamis (28/4/2022).

Marketing sales CTRA di kuartal pertama 2022 mencapai Rp1,98 triliun, mencerminkan 25 persen run-rate untuk target tahun ini sebesar Rp7,8 triliun.

Jono melihat dari sisi recurring income, transisi pandemi Covid-19 menjadi endemi akan mempercepat pemulihan perekonomian, khususnya di sektor pusat perbelanjaan dan perhotelan.

 “Segmen rumah sakit juga diproyeksikan membukukan angka yang luar biasa,” imbuhnya.

Secara keseluruhan, CTRA memiliki land bank yang terdiversifikasi dengan baik sehingga berpotensi menekan anggaran belanja modal dan menghasilkan profitabilitas yang lebih baik dibandingkan kompetitornya.

Apabila melihat pendapatan di kuartal keempat 2021, CTRA tercatat tumbuh 17,2 persen secara kuartalan menjadi Rp3,08 triliun. Pendapatan ini ditopang oleh pengembangan properti naik 14,7 persen dan recurring income juga meningkat 32,3 persen.

Jono merekomendasikan beli saham CTRA dengan target harga Rp1.500, dengan catatan risiko seperti kenaikan suku bunga KPR yang lebih cepat dan lebih tinggi karena kebijakan Bank Indonesia, pandemi Covid-19 yang menghambat daya beli, serta kemungkinan marketing sales yang lebih rendah dari perkiraan.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini