Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Jago Tbk. (ARTO) menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah senilai Rp6,14 triliun pada kuartal I/2022, naik hampir 5 kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengungkapkan Jago Syariah yang baru diluncurkan pada September 2021, telah berkontribusi secara optimal dengan nilai pembiayaan sebesar Rp2,4 triliun pada kuartal I/2022.
“Segmen konvensional dan syariah berhasil tumbuh secara cepat dan merata. Hal ini ditopang oleh model bisnis yang tepat dan kolaborasi dengan ekosistem digital. Penyaluran kredit dan pembiayaan syariah secara cepat merupakan cerminan dari keinginan kami untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi Indonesia,” ujar Kharim dalam keterangan tertulis, Kamis (28/4/2022).
Kharim menyampaikan, pertumbuhan agresif pada kredit dan pembiayaan syariah ditopang oleh kolaborasi dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending). Tercatat, hingga kuartal I/2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 32 institusi.
“Kolaborasi partnership lending melengkapi integrasi Bank Jago dengan super app Gojek, aplikasi reksa dana online Bibit, dan platform trading online Stockbit,” urainya.
Di samping itu, Bank Jago tetap menjaga risiko kredit dan pembiayaan syariah yang rendah, di mana rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang berada di level 1,5 persen (gross) dan 0,4 persen (net).
“Rasio ini jauh di bawah rata-rata industri perbankan nasional,” imbuhnya.
Selain itu, pendapatan bunga dan pendapatan syariah juga meningkat 729 persen secara yoy menjadi Rp347 miliar pada kuartal I/2022. Pada periode sama, beban bunga dan beban syariah naik 267 persen yoy menjadi Rp31 miliar dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, pendapatan bunga bersih melesa 845 persen yoy menjadi Rp316 miliar.
“Rendahnya beban bunga ditopang perbaikan struktur biaya dana berkat kehadiran aplikasi Jago yang diluncurkan pada April 2021 dan Jago Syariah pada Februari 2022,” kata Kharim.
Kharim menjelaskan jumlah nasabah funding hingga akhir Maret 2022 mencapai 2,3 juta nasabah, tumbuh 71 persen dibandingkan akhir 2021 yang tercatat 1,4 juta nasabah. Hal ini mendorong dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 340 persen menjadi Rp4,21 triliun. Tak hanya itu, aplikasi Jago juga mendorong peningkatan pendanaan hingga mendominasi dana pihak ketiga (DPK).
Selanjutnya, dana murah atau (current account savings account/CASA) juga meningkat 817 persen yoy menjadi Rp2,29 triliun, sedangkan deposito tumbuh 172 persen menjadi Rp1,92 triliun. Dengan demikian, porsi CASA terhadap total DPK pada akhir Maret 2022 meningkat menjadi 54,4 persen dan deposito turun menjadi 45,6 persen.
“Peningkatan CASA berdampak langsung terhadap penurunan cost of fund menjadi 3,2 persen dibandingkan setahun sebelumnya 4,1 persen,” sambungnya.
Di sisi lain, net interest margin (NIM) Bank Jago berada di level 11,1 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 7,7 persen.
Dalam tiga bulan pertama 2022, kata Kharim, jumlah nasabah aplikasi Jago dan Jago Syariah bertambah hampir 1 juta nasabah.
“Kami percaya, ke depan pertumbuhan jumlah nasabah akan lebih cepat lagi seiring dengan rencana peluncuran aplikasi Jago untuk merchant dan peningkatan pengguna aplikasi Jago yang memberikan solusi keuangan yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel