Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Jago Tbk. (ARTO) mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit hingga 5 kali lipat pada kuartal 1/2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, Bank Jago memastikan bahwa penyaluran kredit dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Direktur Kepatuhan/Sekretaris Perusahaan Bank Jago Tjit Siat Fun mengatakan prinsip kehati-hatian adalah hal yang mutlak dalam penyaluran kredit dengan skema partnership lending. Saat ini, perseroan memiliki 266 institusi dalam penyaluran partnership lending, yang terdiri dari fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya.
“Bagi kami business model yang tepat dan prinsip kehati-hatian adalah kunci agar NPL tetap rendah dan di bawah rata-rata industri perbankan,” kata Tjit Siat Fun kepdaa Bisnis, Kamis (28/4).
Dia menuturkan, meskipun memiliki banyak mitra, perseroan tetap berhati-hati dalam penyaluran kredit kepada nasabah.
Sekedar informasi, Bank Jago telah menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah senilai Rp6,14 triliun pada kuartal I/2022. Meski naik lima kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, NPL Bank Jago pada Maret 2022 terjaga di posisi 1,49 persen untuk NPL gross dan 0,39 persen untuk NPL Net. Adapun posisi NPL net dan NPL gross Bank Jago pada Maret 2021 adalah 0 persen.
Fun optimistis pada kuartal II/2022 penyaluran kredit perseroan akan kembali tumbuh seiring dengan kondisi ekonomi nasional yang makin pulih. Optimisme tersebut juga didukung oleh berbagai data ekonomi yang menunjukan pemulihan ekonomi makin cepat.
"Untuk mendukung pemulihan ekonomi, kami memproyeksi kredit dan pembiayaan syariah pada tahun ini dapat tumbuh sekitar 30–40 persen,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel