Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) melihat posisi suku bunga dasar kredit (SBDK) yang ditetapkan perseroan untuk setiap segmen sudah sangat kompetitif.
Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Panji Irawan, memaparkan bahwa SBDK untuk korporasi sebesar 8 persen, kredit ritel 8,25 persen, kredit mikro 11,25 persen, kredit konsumsi khusus KPR 7,25 persen dan non-KPR 8,75 persen.
“Namun, dalam praktik di lapangan, suku bunga yang bank mandiri berikan kepada debitur itu sangat mungkin lebih rendah karena sangat tergantung dari profil risiko dari debitur maupun juga persaingan di pasar antar bank-bank yang memberikan kredit,” tutur Panji baru-baru ini.
Dia mengatakan bahwa ke depannya, perseroan secara konsisten akan melakukan active management di dalam manajemen aset liabilitas dan manajemen likuiditas terkait dengan tinjauan pembuatan harga untuk suku bunga kredit.
“Kami selalu melakukan review suku bunga kredit dengan mempertimbangkan suku bunga acuan dari BI 7 days reverse repo rate dan suku bunga pasar antara lain pasar domestik, pasar global,” pungkasnya.
Panji menambahkan bahwa untuk pasar domestik, Bank Mandiri melihat kecenderungan dari likuiditas rupiah maupun persaingan di dalam suku bunga pasar kredit rupiah.
Selain itu, juga kondisi likuiditas bank ataupun aturan-aturan yang terkait dengan kebijakan, yang diambil oleh otoritas moneter dan kebijakan regulator.
“Dari sisi biaya, sebagaimana tahun lalu tren suku bunga turun, maka kami pun juga bisa memanfaatkan tren itu dengan dalam rangka mengoptimalkan biaya-biaya funding, antara lain dengan memperbanyak dari tabungan dan giro,” kata Panji.
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) terus mendorong perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit guna mendorong lanjut penyaluran kredit. Hal itu diharapkan agar pemulihan ekonomi Indonesia semakin cepat.
Per Maret 2022, BI mencatat suku bunga kredit baru di perbankan baru turun 17 basis poin (bps) dari periode yang sama tahun lalu. Penurunan itu sejalan dengan turunnya SBDK dan perbaikan persepsi risiko perbankan di tengah berlanjutnya pemulihan aktivitas ekonomi.
Selain itu, BI juga masih mempertahankan suku bunga acuannya di level 3,5 persen di Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada April 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel