Harga Referensi CPO untuk Bea Keluar Pada Mei Turun 7, 28 Persen

Bisnis.com,01 Mei 2022, 11:27 WIB
Penulis: Indra Gunawan
Foto aerial kebun kelapa sawit milik Genting Plantations Bhd. di Johore, Malaysia, Kamis (14/11/2019)./Bloomberg-Joshua Paulrn

Bisnis.com, JAKARTA- Harga referensi produk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) untuk penetapan bea keluar (BK) periode Mei 2022 adalah US$ 1.657,39/MT. Harga referensi tersebut menurun sebesar US$ 130,11 atau 7,28 persen dari periode April 2022, yaitu sebesar US$ 1.787,50/MT.

Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Veri Anggrijono mengatakan penetapan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 21 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar.

“Saat ini harga referensi CPO telah jauh melampaui threshold US$ 750/MT. Untuk itu, Pemerintah mengenakan BK CPO sebesar US$ 200/MT untuk periode Mei 2022,” kata dia dalam keteranga resmi, dikutip Sabtu (1/4/2022).

Veri Anggrijono mengatakan penurunan harga referensi CPO dipengaruhi oleh pencabutan kebijakan Domestic Market Obligation dan Domestic Price Obligation yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.

BKCPO untuk Mei 2022 merujuk pada Kolom 12 Lampiran I Huruf C Peraturan Menteri Keuangan No. 1/PMK.010/2022 sebesar USD 200/MT. Nilai tersebut tidak berubah dari BK CPO untuk periode April 2022.

Sementara itu, harga referensi biji kakao pada Mei 2022 sebesar US$ 2.596,18/MT meningkat 0,12 persenatau US$ 3,17 dari bulan sebelumnya, yaitu sebesar US$ 2.593,01/MT.

Hal ini berdampak pada peningkatan HPE biji kakao pada Mei 2022 menjadi US$ 2.307/MT, meningkat 0,15 persen atau US$ 3,36 dari periode sebelumnya, yaitu sebesar US$ 2.303/MT.

Namun, penurunan tersebut tidak signifikan karena masih dipengaruhi oleh beberapa faktor geopolitik, diantaranya invasi Rusia terhadap Ukraina yang masih berlangsung serta penguncian wilayah (lockdown) di Shanghai, Tiongkok yang memicu kekhawatiran pemulihan ekonomi dunia. Sementara itu, peningkatan harga referensi dan HPE biji kakao dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Secara tren harga kakao menurun yang disebabkan karena melimpahnya pasokan dari negara produsen, yaitu Pantai Gading dan Nigeria. Namun, karena ada perbedaan waktu dalam pengambilan data maka harga referensi kakao meningkat 0,12 persen dari bulan sebelumnya. Peningkatan ini tidak berdampak pada BK biji kakao, yaitu tetap 5 persen. Hal tersebut tercantum pada Kolom 2 Lampiran I Huruf B Peraturan Menteri Keuangan No. 1/PMK.010/2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Kahfi
Terkini