Inflasi April 2022 Diproyeksi Melonjak 0,80 Persen Dipicu Momentum Ramadan dan Tarif PPN

Bisnis.com,04 Mei 2022, 17:20 WIB
Penulis: Maria Elena
Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Laju inflasi pada April 2022 diperkirakan melonjak tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya, didorong oleh momentum Ramadan, serta kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan harga BBM.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) akan meningkat lebih kuat sebesar 0,80 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada April 2022.

Kenaikan tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan pada Maret 2022 sebesar 0,66 persen. “Peningkatan tersebut terutama didorong oleh faktor musiman Ramadhan yang meningkatkan inflasi makanan, sandang, transportasi, restoran, dan rekreasi,” kata Faisal, Rabu (4/5/2022).

Selain itu, tekanan inflasi pada periode tersebut juga berasal dari kenaikan tarif PPN, dari 10 persen menjadi 11 persen untuk barang dan jasa non-esensial.

“Pemerintah juga telah memutuskan untuk menaikkan harga Pertamax hampir 40 persen, dari Rp9.000 menjadi Rp12.500 per liter, menyusul lonjakan harga minyak dunia akibat perang Rusia-Ukraina,” kata Faisal.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan April 2022 akan mencapai 0,74 persen mtm.

Secara tahun kalender, perkiraan inflasi April 2022 adalah sebesar 1,95 persen (year-to-date/ytd), dan secara tahunan sebesar 3,26 persen (year-on-year/yoy).

Penyumbang utama inflasi April 2022 hingga minggu ketiga yaitu komoditas minyak goreng sebesar 0,26 persen mtm, bensin sebesar 0,18 persen mtm, daging ayam ras sebesar 0,08 persen mtm, bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen mtm, telur ayam ras, sabun detergen bubuk/cair dan jeruk masing-masing sebesar 0,02 persen mtm.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini