Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp416,73 miliar pada kuartal I/2022, meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Rugi bersih bank digital ini membengkak dari semula pada periode Maret 2021 sebesar Rp50,27 miliar. Dengan demikian, emiten bersandi saham BBYB ini mencetak rugi sebesar 729 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Bank Neo Commerce, pendapatan bunga mengalami kenaikan sebesar 146 persen yoy. Dengan kenaikan tersebut, pendapatan bunga yang diperoleh BBYB menjadi Rp350,93 miliar pada Maret 2022, dari periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp142,62 miliar.
Sementara itu, pendapatan bunga bersih yang diperoleh Bank Neo Commerce tumbuh 214 persen yoy, dari Rp62,93 miliar menjadi Rp197,92 miliar.
Dari sisi penyaluran kredit, Bank Neo Commerce mampu mencatatkan kredit yang diberikan naik 28 persen yoy. Kredit BBYB naik dari semula Rp3,74 triliun pada periode Maret 2021, menjadi Rp4,80 triliun per Maret 2022.
Dari sana, total aset yang dimiliki BBYB juga melesat menjadi 118 persen yoy. Aset Bank Neo Commerce melesat dari Rp5,73 triliun menjadi Rp12,52 triliun.
Adapun, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Neo Commerce juga ikut melesat 122 persen yoy, dari semula Rp4,19 triliun menjadi Rp9,32 triliun. Kenaikan DPK BBYB berasal dari dana murah atau CASA (Current Account Saving Account) berupa giro dan tabungan yang mengalami kenaikan sebesar 296 persen yoy, dari Rp523,41 miliar menjadi Rp2,07 triliun.
Selain itu, BBYB tercatat memiliki modal inti (tier 1) senilai Rp2,32 triliun per Maret 2022, atau naik 51 persen yoy dari sebelumnya Rp1,54 triliun di posisi yang sama tahun 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel