Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mega Tbk. (MEGA) membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp703,71 miliar pada kuartal I/2022, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba bersih Bank Mega susut 6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dari semula Rp747,23 miliar pada 31 Maret 2021 menjadi Rp703,71 miliar pada periode yang sama tahun 2022.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Bank Mega, dikutip Jumat (6/5/2022), pendapatan bunga perseroan menjadi Rp1,99 triliun pada 31 Maret 2022. Sementara itu, beban bunga Bank Mega susut 20 persen yoy meski masih merugi dari Rp824,38 miliar menjadi Rp661,27 miliar.
Alhasil, pendapatan bunga bersih yang diperoleh Bank Mega tumbuh 14 persen yoy, dari Rp1,16 triliun menjadi Rp1,33 triliun.
Lalu dari sisi penyaluran kredit, Bank Mega mampu mencatatkan kredit yang diberikan tumbuh 27 persen yoy. Kredit MEGA naik dari semula Rp49,26 triliun pada periode Maret 2021, menjadi Rp62,52 triliun per Maret 2022.
Meski tercatat mengalami penurunan laba bersih pada kuartal I/2022, bank dengan pemegang saham pengendali (PSP) Chairul Tanjung (CT) ini mampu mencatatkan total aset sebesar Rp113,2 triliun, dari sebelumnya Rp111,59 triliun. Aset yang dimiliki Bank Mega mengalami kenaikan tipis, yakni 1 persen yoy.
Adapun, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mega juga tumbuh 13 persen yoy, dari semula Rp78,48 triliun menjadi Rp88,81 triliun. Kenaikan DPK tersebut berasal dari dana murah atau CASA (Current Account Saving Account) berupa giro dan tabungan yang mengalami kenaikan sebesar 13 persen yoy, dari Rp24,43 triliun menjadi Rp27,53 triliun.
Selain itu, Bank Mega tercatat memiliki modal inti (tier 1) senilai Rp16,2 triliun per Maret 2022, atau naik 7 persen yoy dari sebelumnya Rp15,1 triliun di posisi yang sama tahun 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel