Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) membidik peluang pengembangan bisnis ke area sektor downstream atau sektor turunan komoditas.
Perusahaan berkode saham BBNI melihat permintaan pada sektor - sektor turunan kini mulai meningkat seiring pemulihan pascapandemi Covid - 19.
Corporate Secretary BNI Mucharom mengatakan sektor turunan komoditas menjadi salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan kredit cukup tinggi pada tahun ini.
Perseroan membidik sektor turunan komoditas, sejalan dengan arahan dari pemerintah agar komoditas andalan Tanah Air dapat dijual ke luar negeri dengan nilai tambah lebih tinggi. Pemerintah mulai banyak melarang barang yang belum jadi sehingga semua proses pengolahan terjadi di dalam negeri.
"Kami melihat banyak pembangunan smelter akan sangat marak dan besar. Kami berharap ini menjadi engine pertumbuhan segmen korporasi swasta kami," kata Mucharom dalam siaran pers, Minggu (8/5).
Mucharom mengatakan pertumbuhan kredit BNI tahun ini masih sesuai target awal tahun.
Beberapa nasabah top tier sudah mulai menunjukkan perbaikan kinerja seperti infrastruktur, listrik dan gas, pergudangan dan digital. Hal ini juga sejalan dengan penurunan restrukturisasi kredit sehingga membantu BNI untuk dapat melakukan ekspansi lebih berkualitas.
"Kami akan tetap dengan target awal kami di high single digit. Kami lihat potensi pertumbuhan tinggi sejak awal tahun ini, sehingga kami cukup percaya diri," sebutnya.
Adapun, kredit di segmen business banking masih menjadi motor akselerasi bisnis kredit BNI.
Pertumbuhan ini terutama pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 9,9 persen yoy menjadi Rp193,2 triliun.
Kemudian segmen large commercial tumbuh 24,5 persen yoy menjadi Rp46,1 triliun dan segmen UMKM juga tumbuh 11,8 persen yoy dengan nilai kredit Rp98 triliun.
“Secara keseluruhan kredit di sektor business banking ini tumbuh 4,8% yoy menjadi Rp 489,3 triliun,” kata Mucharom.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel