Bersama Digital Infrastructure Caplok 62,38 Persen Saham TBIG Rp45,22 Triliun

Bisnis.com,09 Mei 2022, 18:53 WIB
Penulis: Annisa Kurniasari Saumi
Presiden Direktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Herman Setya Budi (kiri) didampingi Direktur Helmy Yusman Santoso memberikan penjelasan, usai RUPST di Jakarta, Selasa (21/5/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Bersama Digital Infrastructure Asia Pte. Ltd. yang semula bernama Provident Consolidated Holdings Pte. Ltd., membeli sebanyak 14.132.718.048 saham atau yang mewakili 62,38 persen saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG).

Direktur Bersama Digital Infrastructure Asia Gavin Arnold Caudle mengatakan, pihaknya membeli sebanyak 14,13 miliar saham atau 62,38 persen saham TBIG dengan harga pembelian Rp3.200 per saham. Alhasil nilai transaksinya mencapai Rp45,22 triliun. 

"Tujuan dari transaksi ini adalah untuk investasi," kata Gavin dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (9/5/2022).

Transaksi pembelian saham ini dilakukan pada 22, 25, dan 26 April 2022. Adapun Bersama Digital Infrastructure membeli saham TBIG dari tiga pihak. Pertama, membeli dari Provident Capital Indonesia sebanyak 5,03 miliar saham TBIG yang mewakili sebanyak 22,23 persen dari modal disetor TBIG.

Kedua, Bersama Digital juga membeli dari PT Wahana Anugerah Sejatera sebanyak 24,97 persen. Setelah transaksi ini, Wahana Anugerah masih mengendalikan 9,26 persen dari sebelumnya 34,23 persen saham TBIG. 

Ketiga, Bersama Digital membeli saham treasuri TBIG sebanyak 1.025.945.500 saham senilai Rp3,28 triliun. Adapun, Bersama Digital Infrastructure merupakan entitas usaha yang 35,17 persen sahamnya dikendalikan oleh Lynwood Hills Investment Solution Pte. Ltd.

Adapun Lynwood Hills Investment Solution Pte. Ltd. dikendalikan 100 persen oleh Wahana Anugerah Sejahtera, yang dimiliki oleh PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG)

Dengan demikian, Saratoga hanya memindahkan kepemilikan saham TBIG dari Provident Capital dan Wahana Anugerah ke Bersama Digital Infrastructure Asia. Menurut manajemen Saratoga, transaksi ini merupakan bentuk restrukturisasi pemegang saham dan divestasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini