Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Multiarta Sentosa Tbk. atau Bank MAS (MASB) bakal memperkuat permodalan melalui penukaran waran. Langkah ini guna memenuhi ketentuan modal inti minimum sebesar Rp3 triliun pada akhir 2022.
Direktur Utama Bank MAS Danny Hartono mengatakan sebanyak 186.176.500 waran akan ditukarkan, sehingga perseroan berharap mendapatkan tambahan modal sekitar Rp651,6 miliar. Injeksi tersebut akan membuat ekuitas perseroan menjadi Rp3,22 triliun.
“Ini untuk meningkatkan modal kami agar mencapai Rp3 triliun pada 2022," ujar Danny dalam paparan publik secara virtual, Senin (9/5/2022).
emiten bank dengan kode saham MASB ini menerbitkan warna saat melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada Juni 2021. Harga IPO dipatok Rp3.360 per saham, dengan waran yang dapat ditukar pada tahun ini di harga Rp3.500.
Danny mengatakan perseroan pada tahun ini berfokus memperkuat struktur permodalan sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Upaya tersebut dilakukan agar perseroan dapat tumbuh sehat dan berkelanjutan.
Di sisi lain, perseroan juga memutuskan tidak membagikan dividen dari laba yang diraih sepanjang tahun lalu, yakni sebesar Rp213,13 miliar.
Menutup tahun 2021, Bank MAS mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar sebesar 5,31 persen yoy atau dari sebelumnya Rp7,49 triliun menjadi Rp7,88 triliun.
Danny menuturkan perseroan juga tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit. Tecermin dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) net sepanjang 2021 turun menjadi 0,51 persen, dari sebelumnya 1,90 persen pada 2020.
Adapun, untuk Rasio NPL gross mencapai sebesar 2,48 persen pada tahun lalu. Capain itu membaik dibandingkan tahun 2020 yang mencatatkan NPL gross sebesar 3,66 persen.
Selain itu, perseroan juga mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp20,17 triliun, naik 4,44 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Peningkatan ini ditopang dari tabungan yang naik 43,09 persen menjadi Rp1,6 triliun, deposito mencapai Rp13,47 triliun atau tumbuh 4,62 persen, dan giro mengalami penurunan sebesar 4,07 persen menjadi Rp5,11 triliun.
Adapun, kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) hingga akhir 2021 sebesar 26,42 persen atau berada di atas level yang disyaratkan oleh regulator. Sementara itu, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sebesar 78,68 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel