Investor Harap Tenang! Saham Bank Buku IV Dinilai Masih Prospektif

Bisnis.com,10 Mei 2022, 11:32 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Anjloknya harga saham bank Buku IV dinilai tidak akan memengaruhi nilai perusahaan, sehingga prospek saham dari bank-bank berkapitalisasi jumbo tersebut dicap masih dalam tren positif ke depan.

Pada perdagangan kemarin, Senin (9/5), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) kompak masuk ke zona merah.

Penurunan terdalam terjadi pada saham BMRI yang terkoreksi 6,70 persen ke level Rp8.350 per saham, disusul saham BBRI yang melemah 6,57 persen ke level Rp4.550 per saham, serta saham BBCA yang turun 5,54 persen ke level Rp7.675 per saham.

Adapun, saham BBNI juga dibuka melemah pada harga Rp9.000 per saham. Seturut dengan tiga bank sebelumnya, saham BBNI juga harus parkir di zona merah dengan koreksi 4,34 persen ke level Rp8.825 per saham pada akhir sesi I kemarin.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan bahwa prospek bank Buku IV masih positif meski saat ini tengah mengalami penurunan harga saham.

Menurutnya, koreksi harga saham bank berkapitalisasi jumbo bisa menjadi salah satu momentum yang tepat untuk melakukan akumulasi beli, tetapi dalam jumlah yang sedikit.

“Selama fundamental perusahaannya bagus, dan memiliki potensi valuasi di masa yang akan datang, tentu akumulasi beli merupakan salah satu kesempatan,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Selasa (10/5/2022).

Dia juga mengatakan sejauh ini ini penilaian suatu perusahaan tak hanya dapat dilihat dari sisi harga saham semata. Namun, pada saat bersamaan, investor juga tidak bisa menutup mata terhadap sentimen yang terjadi di pasar saat ini.

Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menjadi kesempatan masuk untuk memborong saham perbankan.

“Selama koreksi tidak tajam, itu koreksi teknikal biasa. Sebagian investor mencairkan uangnya, merealisasikan keuntungan,” kata Piter.

Dia menilai prospek saham perbankan, terutama untuk bank-bank besar masih sangat bagus, sehingga untuk jangka panjang masih berpotensi mengalami kenaikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini