Pasar Saham dan Obligasi Tertekan, Reksa Dana Pasar Uang Jadi Pilihan Menarik

Bisnis.com,10 Mei 2022, 14:36 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Investor masih dapat berinvestasi dengan optimal melalui reksa dana di tengah volatilitas pasar yang tinggi. Instrumen reksa dana pasar uang dapat menjadi opsi yang menarik.

Chief Investment Officer STAR AM Susanto Chandra mengatakan, di tengah pelemahan pasar, para investor bisa memanfaatkan reksa dana pasar uang terlebih dahulu. Hal ini mengingat risiko investasi pada instrumen ini yang lebih kecil dibandingkan jenis lain seperti saham.

Ia mengatakan, setelah inflasi dan laju peningkatan suku bunga global mulai mendekati akhir, investor dapat melakukan realokasi portofolio investasi ke reksa dana saham maupun pendapatan tetap.

“Sementara itu, untuk investor jangka panjang yang tidak sempat memonitor perkembangan kondisi pasar, setiap pelemahan pasar seperti saat ini dapat dimanfaatkan untuk masuk secara bertahap agar cost yang diperoleh dapat lebih optimal,” katanya saat dihubungi, Selasa (10/5/2022).

Secara terpisah, Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Surya Putra mengatakan, prinsip berinvestasi akan berbeda dengan spekulator dan investor harus mulai menanamkan horizon investasi untuk jangka panjang, sesuai dengan kebutuhan investasi masing-masing.

Menurutnya, di tengah volatilitas pasar yang cukup tinggi, investor dapat berinvestasi secara berkala dan menerapkan dollar cost averaging. Sehingga, saat kondisi pasar turun investor bisa mendapatkan harga yang lebih baik.

“Dengan strategi tersebut, saat market kembali bullish investor tetap masih bisa mendapatkan upsidenya,” jelasnya.

Sementara itu, untuk investor yang memiliki toleransi risiko yang lebih rendah dapat masuk ke reksa dana berbasis pasar uang. Menurutnya, saat kondisi pasar saham dan obligasi cenderung berfluktuasi tajam, kinerja reksa dana pasar uang masih bisa terjaga secara konsisten dengan tingkat likuiditas yang tinggi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini