Ngeeeng, Market Cap Astra ASII Salip GOTO Gojek Tokopedia

Bisnis.com,12 Mei 2022, 04:15 WIB
Penulis: Hafiyyan & Annisa K. Saumi
Pelepasan test drive Daihatsu Rocky bersama jurnalis di PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Majapahit Semarang. (Bisnis/Alif Nazzala R.)

Bisnis.com, JAKARTA - Kapitalisasi pasar atau market cap PT Astra International Tbk. (ASII) berhasil menyalip PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) setelah perdagangan Rabu (11/5/2022).

Kapitalisasi pasar Astra mencapai Rp279 triliun, peringkat kelima terbesar di Bursa Efek Indonesia, setelah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Rp934 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Rp429 triliun, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Rp370 triliun.

Kapitalisasi pasar Astra pun menyalip GOTO, yang kini berada di posisi keenam terbesar dengan nilai Rp263 triliun. Menurunnya market cap tersebut tak lepas dari merosotnya saham GOTO.

Kemarin, saham GOTO anjlok 6,72 persen atau 16 poin menjadi Rp222. Setidaknya, sudah 5 sesi beruntun saham GOTO terpuruk.

Saham GOTO pun menjadi penekan utama IHSG sepanjang 2022. Penurunan saham GOTO 34,3 persen menyebabkan IHSG terkoreksi 222,5 poin.

Sementara itu, saham ASII kemarin juga ditutup terkoreksi 1,43 persen atau 100 poin menjadi Rp6.900. Namun, saham ASII masih naik 21,05 persen sepanjang 2022.

GoTo Gojek Tokopedia resmi tercatat di BEI pada 11 April 2022 dengan harga pelaksanaan Rp338. Artinya, saham GOTO sudah turun 52,25 persen dari harga IPO.

Adapun, Astra dan Gojek terafiliasi, setelah Astra  mulai berinvestasi sejak 2018 ke Gojek.

Kemarin, saham GOTO juga tercatat ditutup pada zona merah dengan turun 20 poin atau 6,45 persen di level Rp290 per saham. Saham GOTO diperdagangkan pada rentang Rp290-Rp310 per saham.

Sementara itu, agen stabilisasi saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk., PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia menghentikan kegiatan stabilisasi harga atau skema greenshoe terhadap saham GOTO pada Rabu (27/4/2022).

Direktur CGS-CIMB Sekuritas Indonesia Sugiharto Widjaja menyatakan tidak akan lagi membeli saham emiten teknologi itu karena saham yang dipergunakan untuk proses stabilisasi harga telah habis dibeli.

"Jumlah akumulasi saham yang telah dibeli dan persentasenya hingga saat ini adalah 6,09 miliar (6.092.258.400) atau 100 persen dari 6,09 miliar saham," tulis Sugiharto dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (27/4/2022).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini