Bisnis.com, JAKARTA – Dua kali aksi tambah modal PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) melalui right issue pada 2021 belum berhasil mengangkat kinerja perusahaan menjadi berbalik laba.
Cendria Tj. Tasdik, Direktur Bisnis sekaligus Plt. Direktur Utama Bank Banten mengungkapkan meski belum laba sepanjang 2021 perusahaan perlahan mengurangi kerugian.
Dalam laporan keuangan 2021 yang diaudit, Bank Banten membukukan rugi periode berjalan setelah pajak sebesar Rp265,18 miliar. Rugi ini 20,88 persen lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp308,16 miliar.
“Direksi sangat menghargai kepercayaan dan keyakinan para pemegang saham, khususnya pemerintah Provinsi Banten dan PT Banten Global Development, dan juga pemegang saham publik, serta kami berterima kasih atas pengawasan, dukungan dan arahan segenap dewan komisaris,” ujar Cendria yang sebelumnya CEO Wilayah Bank Rakyat Indonesia itu dalam keterangan tertulis.
Dalam keterangan tertulis yang sama, Cendria menyebutkan pada 2021 lalu pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BEKS tumbuh 90 persen secara tahunan (yoy) menjadi sebesar Rp67,02 miliar dari Rp35,23 miliar.
Pendapatan operasional selain bunga naik 45,8 persen secara yoy menjadi Rp41,85 miliar dari Rp28,7 miliar. Di sisi biaya, perseroan melakukan efisiensi operasional sehingga berhasil menekan beban bunga menjadi Rp241 miliar, turun 27.7 persen dibandingkan Desember 2020.
Sementara itu, penyaluran kredit di angka Rp3,08 triliun dan modal mencapai Rp1,89 triliun. MAsih di bawah ketentuan OJK sebesar Rp2 triliun pada tahun lalu dan menjadi Rp3 triliun akhir tahun nanti.
Adapun, dana pihak ketiga (DPK) meningkat secara signifikan sebesar 79,8 persen ke angka Rp4,64 triliun, atau dari Rp2,58 triliun pada 31 Desember 2020.
Capaian tersebut membuat emiten bank dengan kode BEKS ini mencetak pertumbuhan aset sebesar 65,7 persen menjadi Rp8,85 triliun pada tahun lalu.
Pertumbuhan aset sendiri juga ditopang dua kali right issue Bank Banten sepanjang 2021 lalu. Pada right issue pertama dari akhir 2020 hingga awal 2021, perusahaan menerima tambahan modal dari pemegang saham sebesar Rp320,5 miliar. Sedangkan right issue kedua pada Oktober 2021 sebesar Rp618 miliar.
Cendria mengatakan perseroan tengah melakukan langkah-langkah strategis untuk menajamkan target nasabah, serta berfokus di pasar primer perseroan yaitu regional Banten. Selain itu, perseroan akan terus melakukan berbagi diversifikasi layanan untuk menjawab tantangan.
Di sisi lain, sesuai dengan mata acara RUPS yang telah dipublikasikan Bank Banten pada 19 April 2022, terdapat lima mata acara yang akan dibahas dan diminta persetujuan kepada pemegang saham.
Agenda pertama adalah persetujuan atas laporan tahunan, termasuk laporan keuangan perseroan dan laporan tugas pengawasan dewan komisaris perseroan untuk tahun buku 2021.
Selain itu, memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et decharge) kepada anggota direksi dan dewan komisaris perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang dilakukan dalam tahun buku 2021.
Selanjutnya, pemegang saham menyetujui 4 mata acara rapat lainnya, yaitu pelimpahan kewenangan kepada dewan komisaris dalam penunjukan kantor akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan perseroan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 desember 2022.
Rapat juga menyetujui penetapan gaji, uang jasa dan tunjangan lainnya bagi dewan komisaris dan direksi perseroan, perubahan penggunaan dana dan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum terbatas VI dan penawaran umum terbatas VII perseroan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel