Transjakarta Sebut Green Bond Masih Penjajakan, BYD Kini Punya Saingan

Bisnis.com,13 Mei 2022, 17:02 WIB
Penulis: Khadijah Shahnaz
Bus Metrotrans melintas di kawasan Halte Jakartas International Stadium (JIS), Jakarta, Selasa (1/3/2022). PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) menguji coba layanan non-bus rapid transit (non-BRT) rute 14 Jakarta International Stadium (JIS)-Senen setiap hari mulai pukul 05.00-21.30 WIB dengan headway 10 menit di jam sibuk dan 20 menit di luar jam sibuk./Antara

Bisnis.com, JAKARTA-  PT Transjakarta (Transjakarta) berkomitmen dalam menerbitkan surat utang berwawasan lingkungan atau Green Bond di London Stock Exchange. Green bond inipun diterbitkan dalam rangka mendukung rencana jangka panjang  Transjakarta yaitu memiliki armada bus listrik sebanyak 100 unit.

Sebagai informasi, Green Bond adalah efek bersifat utang yang dana hasil penerbitannya digunakan untuk membiayai atau membiayai ulang sebagian atau seluruh kegiatan usaha berwawasan lingkungan.

Kepala Departemen Komunikasi Korporasi dan CSR PT Transjakarta Iwan Samariansyah mengatakan untuk nominal green bond saat ini masih dalam pembicaraan, namun pihaknya mengharapkan nominal tersebut besar.

"Untuk saat ini Green bond ini masih penjajakan masih pembicaraan, namun sudah ada MoU antara TransJakarta dengan London Stock Exchange," ujar Iwan kepada Bisnis, Jumat ( 13/5/2022).

Iwan menambahkan terkait nominal Green Bond ini akan ada pembicaraan lebih lanjut. Pihaknya juga berharap pembicaraan terkait green bond ini bisa berlangsung dengan cepat.

Green Bond ini mempunyai peran penting dalam mendukung proses elektrifikasi armada bus Transjakarta. Sebab, Transjakarta menargetkan 100 armada bus listrik, sedangkan saat ini BUMD tersebut telah mempunyai 30 armada bus listrik dari entitas PT Vektor Mobility Indonesia (VKTR), di mana bekerjasama dengan produsen China BYD.

Sebaliknya, Transjakarta pada kesempatan berbeda telah meneken nota kesepahaman dengan Switch Mobility.  Seperti dikutip dari ft.com, Switch Mobility yang berbasis di Inggris hadir untuk mengimbangi dominasi produk kendaraan listrik asal China di pasar domestik maupun global.

Bahkan, sang bos Switch Andy Palmer mengatakan bahwa kesuksesan merk China seperti Yutong dan BYD karena disokong pemerintah melalui subsidi pemerintah. Karena itu, strategi yang sama juga diharapkan bisa memajukan Switch yang juga telah berkongsi dengan Ashok Leyland, produsen bus terbesar di India.

Di sisi lain, berdasarkan informasi evbus.co.id, BYD sendiri memiliki kongsi dengan produsen otomotif asal Inggris Alexander Dennis Limited (ADL).

Keduanya telah mengumumkan kemitraan kendaraan listrik. Kongsi keduanya telah merencanakan memasok lebih dari 130 bus dek ganda tanpa emisi ke armada EV dan spesialis penyimpanan baterai Zenobē dan operator bus National Express, dan mendukung kendaraan ini dengan suku cadang selama 16 tahun. Bus-bus tersebut akan membantu Coventry menjadi kota bus listrik pertama di Inggris.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Kahfi
Terkini