Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menyiapkan sejumlah strategi utama untuk melanjutkan capaian positif hingga akhir 2022. Salah satunya membidik pertumbuhan yang selektif lewat sektor-sektor yang potensial serta tahan gejolak eksternal.’
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan sektor-sektor incaran itu seperti pertanian, industri bahan kimia, serta makanan dan minuman. BRI juga akan meneruskan strategi business follow stimulus, dengan fokus pada pertumbuhan berdasarkan stimulus pemerintah guna membantu penguatan ekonomi domestik.
Selanjutnya, BRI akan fokus pada kualitas, selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah. Selain itu, perseroan akan menerapkan strategi soft landing dengan terus membentuk cadangan yang cukup untuk mengantisipasi pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi.
Untuk menjaga profitabilitas, BRI akan fokus pada pinjaman dengan high yield tinggi yaitu segmen mikro dan kredit konsumer, serta meningkatkan efisiensi melalui peningkatan dana murah (current account saving account/CASA).
Dalam menghadapi tren kenaikan suku bunga, BRI bakal meningkatkan CASA secara gradual dari 63 persen pada kuartal I/2021, menjadi 66 persen pada kuartal I/2022, diantaranya melalui transaksi wholesale, penetrasi digital saving BRI, dan hyperlocal ekosistem pada segmen mikro.
“Dengan penerapan good corporate governance [GCG] yang baik, BRI Group akan terus bekerja di area UMKM utamanya mikro dan kemudian dengan cara-cara yang efisien, dan value yang dibuat harus kembali ke mikro dan itu akan menjadi putaran bola salju yang makin besar sehingga makin besar penciptaan nilainya,” ujar Sunarso, dalam siaran pers, Sabtu (14/5/2022).
Sampai dengan kuartal I/2022, perseroan mampu mencatatkan laba bersih konsolidasian sebesar Rp12,11 triliun atau tumbuh 78,12 persen secara year-on-year (yoy). Sementara itu, aset BRI Group mencapai Rp1.650,28 triliun atau tumbuh 8,99 persen yoy pada akhir Maret 2022.
Sunarso menyatakan capaian cemerlang BRI Group sepanjang kuartal I/2022 merupakan hasil dari transformasi digital dan budaya yang dilakukan perseroan.
Sementara itu dalam pertemuan dengan pimpinan media masa pada Jumat (13/5/2022), Sunarso memproyeksikan laba perseroan dapat mencapai Rp45 triliun. Menurutnya, angka tersebut tidak dihitung dari perolehan kuartal I/2022 dikalikan empat kuartal. "Sekarang kami pada kuartal I Rp12,2 triliun. Jadi dikalikan empat kali? Menjadi Rp48 triliun. Tidak, target kami tidak begitu menghitungnya. Kami mungkin [laba] Rp40 triliun. Kalau meleset paling-paling Rp45 triliun," tuturnya.
Apabila laba tersebut terealisasi, cuan yang diperoleh BRI itu setara dengan biaya pembangunan 10 Jakarta International Stadium (JIS) yang menelan biaya Rp4,4 triliun. Bakal menjadi rekor terbesar perolehan laba bank nasional.
Emiten dengan kode saham BBRI ini tercatat memiliki 9 perusahaan anak, yaitu Bank Raya, BRI Remittance, BRI Life, BRI Finance, BRI Ventures, BRI Danareksa Sekuritas, BRI Insurance, Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM).
Meski demikian, dia mengungkapkan bahwa kinerja BRI ke depan masih akan diselimuti oleh kondisi perekonomian yang penuh ketidakpastian. Namun, Sunarso optimistis perseroan mampu mencatatkan kinerja lebih baik dibandingkan tahun lalu.
“Saya cukup yakin bahwa BRI akan semakin baik di 2022 dibandingkan tahun 2021, namun tetap antisipatif dengan kemungkinan terburuk dari kondisi perekonomian global,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel