Bisnis.com, JAKARTA-PT Victoria Insurance Tbk. (VINS) berhasil membukukan laba bersih senilai Rp12,31 miliar sepanjang 2021. Perolehan ini melesat 98,15 persen dibandingkan perolehan pada 2020 yang mencapai Rp6,21 miliar.
Dalam Laporan Tahunan 2021 yang dirilis di Bursa Efek Indonesia, Rabu (18/5/2022), perseroan mengungkapkan bahwa melesatnya laba bersih tersebut terutama disebabkan adanya kenaikan hasil investasi sebesar 32,98 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp14,11 miliar. Kinerja investasi pada 2021 tersebut mampu menutup penurunan dari pendapatan premi perseroan.
Sepanjang 2021, perseroan membukukan pendapatan premi senilai Rp101,08 miliar atau turun 5,4 persen dibandingkan pada 2020 senilai Rp106,85 miliar. Jika dibandingkan dengan target yang dicanangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), pendapatan premi tercatat lebih rendah 16,21 persen dari RKAP 2021 sebesar Rp120,64 miliar.
"Penurunan ini terutama disebabkan adanya beberapa premi di tahun 2020 yang mempunyai jangka waktu pertanggungan 1,5 tahun jadi perpanjangan ada di tahun 2022," tertulis dalam Laporan Tahunan 2021 VINS.
Adapun, kinerja operasional perseroan sepanjang 2021, didominasi oleh tiga lini usaha asuransi. Pertama, dari asuransi properti dengan pendapatan premi sebesar Rp54,67 miliar, mengalami penurunan sebesar 33,91 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kedua, asuransi kesehatan dengan pendapatan premi sebesar Rp20,62 miliar, premi asuransi kesehatan baru dibukukan pada 2021. Ketiga, asuransi kecelakaan diri dengan pendapatan premi sebesar Rp16 miliar atau turun 0,91 persen dari tahun sebelumnya.
Selain itu, perseroan juga mencatatkan penurunan jumlah nasabah sebesar 10,28 perseroan dari 3.784 menjadi 3.395 nasabah, yang terdiri atas nasabah institusi atau korporasi sebanyak 1.269 dan nasabah dari retail sebanyak 2.126 nasabah.
Selama 2021, perseroan pun mengalami beberapa kendala yang berpengaruh terhadap kinerja, antara lain leterlambatan pembayaran klaim recovery dari perusahaan reasuransi dan rendahnya tingkat suku bunga deposito.
Sementara itu, VINS memandang peluang untuk industri asuransi umum di Indonesia pada 2022 menjanjikan. Hal ini seiring pemulihan ekonomi serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi sejak pandemi Covid-19.
Selain itu, penjualan kendaraan bermotor dan properti yang mulai mengalami kenaikan juga diharapkan akan berdampak positif terhadap pertumbuhan premi dari lini bisnis asuransi kendaraan bermotor dan asuransi properti.
VINS juga memandang pertumbuhan industri asuransi umum di tahun ini juga tak lepas dari proses digitalisasi.
"Teknologi digital menjadi embedded value bagi proses bisnis asuransi agar semakin efisien dan efektif. Teknologi digital akan memangkas proses bisnis yang bersifat rutin dan menciptakan kemudahan akses, serta kenyamanan komunikasi dan koordinasi dengan proses yang cepat, mudah, dan murah," ungkap VINS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel