Berkat Hilirisasi, Ekspor Industri Manufaktur Makin Moncer

Bisnis.com,18 Mei 2022, 13:35 WIB
Penulis: Indra Gunawan
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian menyebut industri pengolahan masih memberikan kontribusi yang dominan terhadap nilai ekspor nasional, dengan capaian sebesar 74,46 persen sepanjang Januari-April 2022.

Selama empat bulan pertama tahun ini, kinerja pengapalan produk sektor manufaktur menembus hingga lebih dari US$69,59 miliar atau naik 29,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemerintah bertekad untuk konsisten melaksanakan program hilirisasi industri yang bertujuan meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, di tengah harga komoditas yang kian menanjak. Sebab, selain memiliki andil dalam tumbuhnya kinerja ekspor nasional, percepatan hilirisasi sektor industri juga berdampak positif pada kesejahteraan rakyat.

“Hal ini menunjukkan bahwa upaya dan kebijakan dalam pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan oleh pemerintah berjalan dengan baik di tengah menghadapi berbagai tantangan dari kondisi ekonomi global yang tidak menentu,” kata Menteri Perindustrian dalam keterangan tertulis, Rabu (18/5/2022).

Agus mengatakan tingginya dominasi sektor industri manufaktur pada capaian nilai ekspor nasional juga menstimulasi peningkatan nilai surplus terhadap neraca perdagangan kita saat ini. Apalagi, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, sasaran ekspor Indonesia harus pada basis komoditas-komoditas dengan nilai tambah yang tinggi.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia kembali mencatatkan surplus neraca perdagangan pada April 2022, yakni sebesar US$7,56 miliar. Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, surplus neraca perdagangan pada April naik 66,9 persen.

Surplus neraca perdagangan itu diperoleh dari nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan nilai impor pada periode tersebut. BPS mencatat, nilai ekspor pada April 2022 sebesar US$27,32 miliar, sedangkan nilai impor mencapai US$19,76 miliar.

Sementara itu, surplus April 2022 merupakan rekor tertinggi yang berhasil melampaui Oktober 2021 senilai US$5,74 miliar. Bahkan, nilai ekspor bulan keempat itu juga menjadi capaian tertinggi sepanjang masa, yang sebelumnya tercipta pada Maret 2022 sebesar US$26,5 miliar.

“Di bulan April 2022, ekspor industri pengolahan mencapai US$19,08 miliar atau naik 27,92 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tren positif kenaikan ekspor dari sektor industri ini akan kami jaga sebaik mungkin, ditengah-tengah disrupsi rantai suplai global karena konflik di Ukraina-Russia. Target kami, kinerja ekspor tahun 2022 bisa melampaui 2021” papar Agus.

Menperin menyampaikan, guna terus memacu kinerja ekspor nasional, pemerintah proaktif melakukan berbagai program promosi di kancah internasional serta peningkatan kerja sama bilateral dan multilateral. Momentum ini akan dimanfaatkan melalui kegiatan-kegiatan pada ajang Presidensi G20 Indonesia.

“Maka itu, forum G-20 akan dioptimalkan untuk menggali berbagai potensi kerja sama dengan berbagai negara, termasuk di sektor industri,” ujar Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini