Evolusi Allo Bank (BBHI) di Jalan Keuangan Digital

Bisnis.com,18 Mei 2022, 14:32 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Nasabah melakukan transaksi melalui aplikasi Allo Bank di Jakarta, Selasa (4/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) mengumumkan meraih laba bersih sebesar Rp192 miliar di sepanjang 2021. Laba bank digital milik pengusaha Chairul Tanjung atau biasa disapa CT itu melesat 420 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari tahun sebelumnya sebesar Rp37 miliar.

Dalam financial highlights 2021-2022 Allo Bank yang dimuat di Harian Bisnis Indonesia edisi Rabu (18/5/2022), kredit yang diberikan emiten dengan ticker BBHI tumbuh 72 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp2 triliun.“Pertumbuhan kredit Allo Bank jauh di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang hanya single digit,” ujar manajemen Allo Bank. Lebih lanjut, manajemen mencatat pertumbuhan aset sebesar 80 persen menjadi Rp4,65 triliun di tahun 2021.

Di sisi rasio kredit bermasalah (NPL) net perusahaan berhasil membawa turun menjadi 0,29 persen pada tahun lalu, turun tajam dari tahun sebelumnya sebesar 1,75 persen. Manajemen menjelaskan hal ini menandakan kualitas kredit emiten yang terafiliasi dengan orang terkaya Indonesia Chairul Tanjung itu sangat baik.

Adapun, rasio kecukupan modal sebesar 48,82 persen. Manajemen menambahkan rasio tersebut membuat Allo Bank berada pada posisi yang sangat kuat untuk menunjang ekspansi usaha ke depan.

Allo Bank memproyeksikan aset yang dimiliki mencapai Rp13,7 triliun, kredit senilai Rp4,8 triliun, dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp4,8 triliun di tahun 2022.

Kemudian, return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) yang dibidik Allo Bank masing-masing sebesar 1,7 persen dan 2,7 persen di tahun 2022, lebih rendah dari tahun 2021 yang masing-masing tercatat sebesar 4,7 persen dan 25,6 persen. Sama halnya dengan rasio NPL yang dibidik 0,1 persen di tahun 2022.

Entitas yang terafiliasi dengan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) itu juga menyebutkan telah melakukan efisiensi untuk beban operasional pendapatan operasional (BOPO) dengan posisi sebesar 52,4 persen pada 2021. Pada tahun ini  diproyeksi naik menjadi 71,7 persen.

“Tahun 2021 menjadi tahun yang sangat bersejarah bagi Allo Bank. Tahun yang menjadi titik awal sebuah evolusi untuk mengubah model bisnis bank menjadi bank digital,” tuturnya.

Manajemen menambahkan bahwa hal ini dilandasi atas perubahan perilaku masyarakat yang kian akrab dengan transaksi digital atau online, juga agar Allo Bank dapat menjangkau nasabah yang lebih luas namun tetap dapat beroperasi dengan lebih efisien.

“Pertumbuhan transaksi digital yang sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir membuat Allo Bank semakin yakin bahwa evolusi ini akan dapat mengantarkan Allo Bank meraih masa depan yang unggul dan tumbuh secara berkelanjutan,” paparnya.

Terpisah, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (17/5/2022), Allo Bank menyampaikan telah mendapatkan penerbitan perizinan, di mana perseroan dapat melakukan pengembangan produk Uang Elektronik (UE) server base dan aplikasi Allo Apps berbasis iOS dan Android serta QRIS MPM sebagai issuer dengan sumber dana simpanan. 

“Berbekal hal tersebut kami dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan dapat memperluas jangkauan terhadap berbagai segmen di masyarakat dengan menggunakan basis teknologi digital,” terangnya, dikutip Rabu (18/5/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini