Harga Emas Melejit 1,39 Persen Imbas Pelemahan Greenback

Bisnis.com,20 Mei 2022, 06:04 WIB
Penulis: Newswire
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melonjak pada akhir perdagangan Kamis (19/5/2022) waktu New York, berbalik menguat dari pelemahan sehari sebelumnya didorong oleh dolar AS yang melemah secara luas terhadap mata uang utama saingannya.

Mengutip Antara, Jumat (20/5/2022), kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak US$25,3 atau 1,39 persen, menjadi ditutup pada US$1.841,20 per ounce. Ini adalah persentase kenaikan harian terbesar untuk emas sejak 12 April 2022. 

Harga emas berjangka sempat merosot US$3 atau 0,16 persen menjadi US$1.815,90 pada Rabu (18/5/2022), setelah naik US$4,9 atau 0,27 persen menjadi US$1.818,90 pada Selasa (17/5/2022), dan menguat US$5,8 atau 0,32 persen menjadi US$1.814,00 pada Senin (16/5/2022).

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 1,05 persen menjadi 102,7240.

Beberapa data ekonomi mengecewakan yang dirilis pada Kamis (19/5/2022) juga mendukung emas.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS meningkat 21.000 menjadi 218.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 14 Mei, level tertinggi sejak Januari.

Sementara itu, Federal Reserve (Fed) Philadelphia melaporkan bahwa ukuran aktivitas manufaktur regional turun tajam ke 2,6 pada Mei dari 17,6 pada April, merupakan tingkat aktivitas terendah sejak awal 2020.

National Association of Realtors melaporkan bahwa penjualan rumah (existing home) di AS juga merosot 2,4 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 5,61 juta unit.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 36,4 sen atau 1,69 persen, menjadi ditutup pada US$21,908 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik US$29,3 atau 3,17 persen, menjadi ditutup pada US$953,70 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini