Kejar Target 2024, Brantas Abipraya Kebut Proyek Bendungan Mbay

Bisnis.com,25 Mei 2022, 20:18 WIB
Penulis: Muhammad Ridwan
Ilustrasi Lokasi pembangunan bendungan/ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - PT Brantas Abipraya (Persero) mengebut pengerjaan paket II bendungan Mbay di Nusa Tenggara Timur (NTT) agar bisa rampung pada 2024.

Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya Miftakhul Anas mengatakan Bendungan Mbay merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang diproyeksikan akan menghasilkan air baku 0,21 m3 per detik dan memberikan manfaat irigasi terhadap 5.928 hektare lahan pertanian dengan volume tampung total 51,74 juta m3 dengan luas genangan 499,55 hektare.

Adapun, lingkup pekerjaan pada paket II adalah pekerjaan clearing dan grubbing lokasi inlet tunnel, pekerjaan clearing dan grubbing lokasi outlet ke disposal dan stockpile, pekerjaan pembuatan jalan akses rencana galian inlet di disposal dan stockpile, pekerjaan pembuatan jalan akses outlet ke disposal, persiapan pekerjaan galian inlet dan perisapan pekerjaan shotcrete, material, mobilisasi alat.

"Abipraya saat ini tengah merampungkan pengerjaan bendungan paket II ini ditargetkan selesai pada 2024," kata Anas dalam keterangan resminya, Rabu (25/5/2022).

Selain merampungkan Bendungan Mbay, Brantas Abipraya tengah mengerjakan beberapa proyek bendungan dan irigasi yang menjadi PSN, yang lokasinya tersebar di Indonesia.

Sejumlah bendungan tersebut di antaranya adalah Bendungan Sepaku Semoi yang merupakan bendungan penopang air baku dan ketahanan pangan di IKN, Kalimantan Timur, bendungan tertinggi di Indonesia yaitu Bendungan Bener yang terletak di Jawa Tengah, Bendungan Semantok di Nganjuk, Jawa Timur yang bakal menjadi bendungan terpanjang se-Asia Tenggara, serta Bendungan Ciawi di Jawa Barat yang merupakan bendungan kering pertama di Indonesia.

"Selain memberi nilai tambah untuk daerah sekitar bendungan yang dibangun Brantas Abipraya, karya infrastruktur sumber daya air yang sedang dikerjakan dan telah dirampungkan ini adalah jawaban dari tantangan climate change atau perubahan iklim yang dihadapi saat ini," ungkapnya..

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini