Kebijakan Beberapa Negara Terhadap Krisis Pangan Bakal Memperburuk Situasi

Bisnis.com,25 Mei 2022, 09:06 WIB
Penulis: Newswire
Ilustrasi.

Bisnis.com, JAKARTA — Kebijakan proteksionisme yang dilakukan oleh beberapa negara, sebagia respons terhadap krisis pangan, diperkirakan bakal memperkeruh kondisi kekurangan pasokan pangan secara global. 

Para pemimpin bisnis dan pembuat kebijakan di Forum Ekonomi Dunia (WEF) menyatakan, pada akhirnya kebijakan proteksionsme tersebut akan menyebabkan perang dagang yang lebih luas. 

Mengutip Antara, Rabu (25/5/2022), India bakal membatasi ekspor gula untuk pertama kalinya dalam enam tahun untuk mencegah lonjakan harga domestik. Sementara itu Indonesia, pengekspor minyak sawit terbesar dunia, akan menghapus subsidi minyak goreng curah dan menggantinya dengan pembatasan harga bahan baku penyulingan lokal.

"Kami memiliki sekitar 20 lebih negara yang telah membatasi ekspor makanan dan pupuk, dan itu hanya dapat menambah masalah dan memperburuk keadaan," kata Gita Gopinath, wakil direktur pelaksana pertama Dana Moneter Internasional (IMF). 

Jay Collins, wakil ketua perbankan, pasar modal dan penasihat di Citigroup mengatakan bahwa sangat penting bagi para pemimpin dunia untuk duduk berdiskusi tentang bagaimana mengatasi krisis pangan secara bersama-sama. "Ada banyak percakapan sebenarnya dengan G7 yang terjadi di sini dalam 48 jam terakhir," kata Collins.

Sementara itu jumlah orang yang menuju status kelaparan telah meningkat dari 80 juta menjadi 276 juta selama empat hingga lima tahun terakhir.

Gilberto Tomazoni, CEO JBS SA, pengolah daging terbesar di dunia, mengatakan kepada panel WEF bahwa solusi potensial lain untuk krisis pangan adalah mengatasi limbah, "Umat manusia dihadapkan pada dua keadaan darurat besar pada saat yang sama, kita perlu menghadapi perubahan iklim dan kita perlu menghasilkan lebih banyak untuk memberi makan populasi yang terus bertambah," kata Tomazoni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini