Inggris Arahkan Kebijakan Internasional Fokus ke Indo - Pasifik

Bisnis.com,27 Mei 2022, 01:36 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Liz Truss, Menteri Luar Negeri Inggris, meninggalkan Downing Street setelah rapat kabinet di London, Inggris, Selasa, (17/5/2022). Bloomberg - Hollie Adams

Bisnis.com, JAKARTA - Inggris menetapkan agenda luar negerinya yang baru dengan fokus pada program di kawasan Indo Pasifik untuk membantu negara berkembang, termasuk Indonesia.

Pada pekan lalu, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss menetapkan visi baru untuk masa depan pembangunan internasional Inggris, sebuah arah strategi untuk pembangunan Inggris.

Strategi ini menjelaskan bagaimana Inggris akan membantu mengatasi tantangan global yang semakin meningkat, investasi, mendukung perempuan dan anak-anak perempuan, memberikan bantuan kemanusiaan, dan juga perubahan iklim.

Strategi yang disebut dengan British International Investment (BII) akan menyediakan sumber investasi dengan standar tinggi bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Fokus investasi akan berada pada infrastruktur yang bersih dan hijau untuk bekerja bersama Indonesia dan negara-negara lain membangun ekonomi hijau.

“Dalam dunia yang semakin bersifat geopolitik, kita harus menggunakan pembangunan sebagai bagian penting dari kebijakan luar negeri kita," ujar Truss seperti dikutip dari siaran pers pada Kamis (26/5/2022).

Dia menyinggung "aktor jahat" memperlakukan ekonomi dan pembangunan sebagai alat kontrol, menggunakan patronase, investasi dan utang sebagai bentuk pemaksaan ekonomi dan kekuatan politik.

"Kami akan terus menjadi sekutu dalam mengatasi tantangan-tantangan terbesar dunia – selama tahun Presidensi G20 Indonesia dan seterusnya," ujar Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins.

Dia meyakini strategi baru ini dapat dimanfaatkan oleh negara seperti Indonesia dalam menggunakan pendanaan Inggris untuk menumbuhkan ekonomi dalam jangka pendek dan panjang.

Direktur Pembangunan Inggris untuk Indonesia Amanda McLoughlin menggarisbawahi bahwa strategi pembangunan internasional ini akan lebih berfokus untuk program negara dan bilateral, alih-alih melalui organisasi multilateral.

Sampai dengan tahun 2025, Inggris bermaksud untuk menghabiskan tiga perempat dari anggaran bantuannya secara bilateral.

Dia juga mengungkapkan prioritas untuk memangkas birokrasi yang berlebihan dalam memberikan bantuan dan memberikan wewenang yang lebih besar kepada para Duta Besar agar program-program dapat dilaksanakan dengan cepat.

Kendati demikian, Inggris juga akan mempertahankan komitmen untuk Afrika dan memastikan bahwa program pembangunan di Indo-Pasifik, termasuk Indonesia, tetap menjadi bagian penting dari ambisi Inggris untuk meningkatkan fokus di kawasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Reni Lestari
Terkini