Okupansi Ritel di Jakarta Naik, Ini Faktor-faktor Pemicunya!

Bisnis.com,27 Mei 2022, 18:13 WIB
Penulis: Faustina Prima Martha
Suasana salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Jumat (2/7/2021)/ANTARA FOTO-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA - Pusat perbelanjaan akan kembali menggeliat pada tahun 2022. Terlebih, setelah diberlakukannya PPKM level 1 di Jakarta dan sekitarnya.

Senior Associate Director Colliers Indonesia, Ferry Salanto menyebutkan sejumlah tenant percaya diri untuk memulai kembali aktivitas bisnisnya setelah jumlah kunjungan mall meningkat karena naiknya cakupan vaksinasi, penerapan prokes, dan membaiknya perekonomian nasional.

"Banyak tenant berencana membuka atau ekspansi bisnis mereka. Indonesia dianggap sebagai tujuan menarik bagi brand F&B dan fashion internasional. Misalnya, Uniqlo akan membuka cabang ke 47 di Indonesia, yakni di Ciputra Mall Jakarta. Matahari Department Store juga akan buka di mall yang sama," papar Ferry dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Jumat (27/05/2022).

Ferry memproyeksikan, kondisi pasar sektor ritel akan membaik seiring dengan kepercayaan tenant untuk buka di mall, sehingga mendongkrak absorbsi ritel di tahun 2022.

"Hasilnya, okupansi ritel rata-rata di Jakarta menjadi 72 persen pada akhir 2022, naik 2 persen dibanding tahun lalu," kata Ferry.

Kenaikan okupansi tersebut juga dipicu oleh libur Idulfitri, yang menyebabkan banyak tenant membuka pop-up store sementara. Kemudian, tenant-tenant tersebut berlanjut membuka toko permanen, seiring dengan membaiknya pasar.

"Kami memproyeksikan absorbsi ritel pada 2022 akan lebih baik dibandingkan lima tahun terakhirNamun, pasokan baru dapat membawa tingkat hunian rata-rata untuk mengalami pertumbuhan sedang pada tahun 2022-2023," sambungnya.

Minat tenant untuk memulai bisnis di mall juga disebabkan karena penyewa masih menahan harga sewa mereka.

"Harga sewa rata-rata pada kuartal I/2022 adalah Rp566.095 per meter persegi pada ritel-ritel di Jakarta dan Rp384.121 per meter persegi untuk ritel di Bodetabek," jelasnya.

Ferry menyarankan agar ritel memperhatikan perilaku konsumen yang ditunjang faktor-faktor seperti pelayanan, loyalitas brand, dan kebutuhan untuk mendorong konsumsi pascapandemi.

"Pengusaha ritel harus memikirkan keberadaan toko fisik dan online mereka sebagai satu kesatuan. Mereka harus mengajak pelanggan untuk berpartisipasi aktif dan terlibat dalam brand experiences dengan menggunakan media sosial," tutup Ferry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Kahfi
Terkini