Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Cigna melaporkan lonjakan kerugian sepanjang 2021 lalu.
Dalam laporan keuangan Asuransi Cigna yang diterbitkan hari ini, Sabtu (28/5/2022), perusahaan asuransi jiwa yang sahamnya 99,99 persen oleh Cigna Worldwide Insurance Company ini tercatat mengalami kerugian -Rp88,42 miliar. Naik 460 persen dibandingkan periode 2020 sebesar -Rp24,51 miliar.
Lonjakan kerugian Cigna ini terutama disebabkan oleh pajak dan kerugian dari pendapatan komprehensif lain.
Pasalnya, meski pos biaya akuisisi dan klaim meningkat, Cigna menekan beban usaha dalam jumlah besar.
Lebih detail, pos klaim dan manfaat Cigna mengalami lonjakan beban dari Rp369,76 miliar menjadi Rp458,19 miliar. Sedangkan beban akuisisi naik dari Rp289,73 miliar menjadi Rp318,53 miliar.
Total kedua beban keuangan ini melonjakan dari Rp659,23 miliar pada 2020 menjadi Rp775,72 miliar tahun lalu. Saat biaya bisnis naik tajam, perusahaan berhasil menurunkan beban usaha yakni dari Rp460,61 miliar menjadi Rp388,24 miliar.
Dengan demikian, pos beban hanya naik tipis dari Rp1,11 triliun menjadi Rp1,16 triliun.
Sementara, pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi beban karena tercatat hanya naik tipis dari Rp1,05 triliun menjadi Rp1,09 triliun.
Hasilnya secara bisnis perusahaan rugi Rp65,52 miliar. Kerugian ini semakin dalam dengan kerugian pada pos pendapatan komprehensif lainnya sebesar negatif Rp23,2 miliar.
Akibat kerugian ini, Cigna melaporkan aset perusahan susut dari Rp1,8 triliun menjadi Rp1,55 triliun. Sedangkan solvabilitas perusahaan per akhir 2021 tercatat sebesar 286 persen. Di atas ketentuan OJK yang hanya mempersyaratkan 120 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel