Bisnis.com, JAKARTA — Proses konversi PT Bank Pembangunan Daerah Riau dan Kepulauan Riau atau BPD Riau Kepri menjadi bank syariah saat ini tengah menunggu pengesahan, serta persetujuan perubahan anggaran dasar dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia atau Kemenkumham.
“Saat ini prosesnya sedang izin legalitas untuk mendapat pengesahan di Kemenkumham. Setelah itu, nanti semua persyaratan disampaikan lagi ke OJK [Otoritas Jasa Keuangan (OJK],” ujar Direktur Utama Bank Riau Kepri, Andi Buchari, di Jakarta, Senin (30/5/2022).
Andi berharap proses konversi tersebut dapat selesai pada Juni 2022. Sejauh ini, bank telah menyiapkan seluruh persyaratan, mulai dari administrasi, Standar Operasional Prosedur (SOP), teknologi, kompetensi karyawan, pedoman perusahaan, hingga sosialisasi pada nasabah.
Selain itu, Bank Riau Kepri telah mendapatkan surat kejelasan dari OJK, serta pengesahan untuk mengubah anggaran dasar menjadi Bank Umum Syariah (BUS) dalam rapat paripurna DPRD.
Andi berharap proses pengesahan di Kemenkumham selesai dalam waktu dekat. Jika rampung, seluruh persyaratan diserahkan kepada OJK guna mendapatkan izin efektif operasional secara syariah.
Meski beralih menjadi BUS, seluruh catatan dan data nasabah untuk semua produk layanan dan jasa dari Bank Riau Kepri tidak akan mengalami perubahan. Semisal, perubahan nama nasabah, nomor rekening, serta data individual lainnya.
Andi menuturkan konversi Bank Riau Kepri juga tidak akan mengubah target bisnis yang ditetapkan sepanjang tahun ini. Berdasarkan Rencana Bisnis Bank (RBB) pada 2022, lanjutnya, perusahaan membidik pertumbuhan pembiayaan sebesar 7,5 persen.
“Target keuangan tidak banyak berubah, hanya perubahan skema saja. Target pembiayaan hingga akhir 2022 sekitar Rp25 triliun– Rp26 triliun atau tumbuh sekitar 7,5 persen,” pungkasnya.
Ke depan, Bank Riau Kepri akan mendorong penghimpunan dan penyaluran dana berbasis syariah, seperti penyaluran dana sosial seperti zakat, infak, sadaqah dan wakaf.
Selain itu, bank akan membidik peningkatan pembiayaan melalui skema akad jual beli atau murabahah. Potensi pembiayaan ke sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) petani sawit akan digenjot sejalan dengan penetrasi terhadap kredit perumahan rakyat atau KPR.
Sampai dengan kuartal I/2022, Bank Riau Kepri tercatat membukukan laba bersih Rp80,3 miliar atau turun 5,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel