BI Proyeksi Defisit Transaksi Berjalan Kembali Melebar Jadi 2,2 Persen pada 2023

Bisnis.com,31 Mei 2022, 19:03 WIB
Penulis: Maria Elena
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (18/8/2020), Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akan kembali melebar pada tahun depan, sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi.

Perry menyampaikan kondisi eksternal Indonesia saat ini cukup terjaga dengan perkiraan CAD yang rendah dan disertai dengan cadangan devisa yang memadai.

“CAD kami perkirakan tahun ini rendah pada kisaran 0,5-1,3 persen dari PDB, tahun depan akan naik ke 1,4-2,2 persen dari PDB,” katanya dalam Rapat Kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (31/5/2022).

Perry menjelaskan, kenaikan harga komoditas global yang tinggi mendorong penerimaan ekspor sehingga memperkuat surplus neraca perdagangan dan pasokan dolar di domestik.

“Ini menjaga dan membantu stabilitas nilai tukar rupiah, demikian juga cadangan devisa sekarang [di posisi] US$135,7 miliar, ini lebih dari cukup untuk menjaga stabilitas,” jelasnya.

Perry memperkirakan, kondisi fundamental ini akan terus mendukung perkembangan nilai tukar rupiah ke depan meski akan mengalami tekanan dari sisi eksternal, misalnya kenaikan suku bunga acuan the Fed dan tingkat imbal hasil (yield) US Treasury.

“Berbagai faktor positif dan negati ini mendasari kenapa perkiraan kami rata-rata nilai tukar rupiah di 2022 kisarannya Rp14.300-Rp14.700 dan untuk 2023 pada kisaran Ro14.400-Rp14.800 per dolar Amerika Serikat,” kata Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini