Blak-blakan Bos Northstar Patrick Walujo Terkait PHK Startup Fintech Hingga Pendidikan

Bisnis.com,31 Mei 2022, 10:24 WIB
Penulis: Dea Andriyawan
Pendiri Northstar Patrick Walujo/www.nsgroup.com/

Bisnis.com, BANDUNG - Fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh sejumlah perusahaan rintisan atau startup seperti dompet digital LinkAja, Tanihub, Zenius hingga JD.id merupakan realitas bisnis yang harus diambil. 

Hal ini disampaikan oleh pendiri salah satu raksasa investasi di Asia Tenggara, Patrick Walujo. 

Seperti diketahui, Patrick Walujo melalui firma investasinya Northstar Group, merupakan angel investor aktif di Tanah Air. Perusahaan ini juga investor pertama Gojek. 

Patrick menyebut saat ini perusahaan startup tengah kesulitan menghimpun pendanaan. Untuk itu langkah survive memang harus dilakukan oleh sejumlah perusahaan rintisan, dan salah satu di antaranya adalah dengan mengurangi biaya pengeluaran sumber daya manusia. 

"Sekarang kan startup kan harus bisa survive, sekarang kan pendanaan sulit," kata dia usai kegiatan Leaders Talk #1 yang digelar Universitas Parahyangan (Unpar) Kota Bandung, Senin (30/5/2022) sore. 

Penghematan cost dari perusahaan startup ini memang lumrah dilakukan sebuah perusahaan agar bisa bertahan jika cash flow tidak seimbang antara pendapatan dan pengeluaran. 

"Jadi untuk bisa survive, kalau misalnya mereka uangnya itu mereka gak cukup maka mereka mesti melakukan penghematan, ya mungkin langkah itu yang harus lakukan. Mereka harus survive dulu sih pada saat ini," ucap dia.

Dalam pernyataan resmi dari Ternak Uang beberapa waktu lalu, Patrick mengingatkan startup yang diminati para investor, yaitu mereka yang terus berinovasi dan punya cut cost atau biaya lebih rendah, serta paling bisa bertahan dalam banyak kondisi. 

Selain itu, Patrick juga memaparkan bahwa investor cenderung tertarik dengan pendiri atau founder startup tersebut, terutama yang punya kejelasan visi dan menguasai bisnis yang dijalankannya. 

"Saya senang anak muda berinvestasi di stock market. Tapi, saya berharap juga generasi muda untuk terjun langsung dalam bisnisnya sendiri. Salah satu kunci dasar untuk kesuksesan bisnis adalah accounting. Orang banyak uang untuk investasi itu banyak, tapi yang bisa menjalankan bisnis itu sedikit," ujarnya dalam keterangan resmi. 

Pada kesempatan yang sama, Director Northstar Group Henky Prihatna memaparkan startup yang 'tampak cantik' di mata investor merupakan mereka yang bergerak di sektor ekonomi digital. 

"Karena pertumbuhan sektor ekonomi digital cepat sekali. Tahun 2025, ekonomi digital Indonesia berpotensi meningkat 3 kali lipat daripada sekarang. Karena yang tadinya konvensional, akan dipaksa bertransformasi ke digital agar bisa bertahan dalam persaingan bisnis," ungkap Henky. 

Investor tentu juga mempertimbangkan sektor industri yang dijalankan oleh para pengaju modal, contohnya industri mana yang masih punya prospek besar, yaitu edutech, healthtech, atau new media seperti podcast yang menjanjikan revenue besar. 

"Terakhir, business models, make sense atau gak? Profitable atau enggak, itu juga kita lihat sebagai investor," imbuhnya. 

Henky juga menekankan sosok founder startup yang bukan hanya bermodal teori saja, namun para pendiri juga harus bisa mengeksekusi visi dan misi tersebut dengan baik. 

Namun, semua kriteria tersebut tentu baru bisa dilakukan ketika pemilik startup benar-benar menguasai manajemen bisnisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini