Menkes Curiga Produksi Obat Plasma Lokal Terganjal Mafia, Ini Alasannya

Bisnis.com,02 Jun 2022, 16:06 WIB
Penulis: Rahmad Fauzan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (dalam layar) disaksikan Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin memberikan pemaparan dalam webinar Mid Year Economic Outlook 2021: Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus, Relaksasi dan Vaksinasi di Jakarta, Rabu (7/7/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mensinyalir ada mafia yang menghalangi industri farmasi Tanah Air dalam mengembangkan obat berbasis plasma secara mandiri.

Menurutnya, mafia di industri kesehatan tersebut menghambat langkah sektor farmasi dalam negeri dalam mengoptimalkan potensi Indonesia menjadi negara produsen obat berbasis plasma terbesar keempat dunia.

"Pasti ada mafia yang tidak mau kita bikin pabrik di sini. Kalau mau dibikin pasti hitungan selalu tidak untung. Saya sebagai bankir, pasti ada cara agar bisa untung. Apalagi negara mau bantu," ujar Budi di acara peresmian pabrik BBO Kimia Farma di Cikarang, Kamis (2/6/2022).

Dia menambahkan pemerintah akan membantu melindungi pelaku industri yang terganjal oleh pedagang-pedagang obat impor. Saat ini, pemerintah sudah memulai langkah menuju produksi BBO secara mandiri di Indonesia.

Bahkan, proses penggantian sumber (change source) bahan baku obat (BBO) di industri farmasi Tanah Air dari impor menjadi lokal diperkirakan rampung pada September 2022.

Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Rizka Andalucia mengatakan pada September mendatang produk obat yang diformulasikan dari BBO dalam negeri sudah dapat diproduksi.

"Proses change source akan selesai dan menghasilkan produk obat yang diformulasi dengan BBO dalam negeri pada September 2022, sehingga bisa segera digunakan di fasilitas kesehatan," kata Rizka ketika ditemui di acara peresmian pabrik BBO Kimia Farma di Cikarang, Kamis (2/6/2022).

Beberapa industri farmasi yang telah menyampaikan komitmen mengganti BBO impor menjadi lokal, antara lain PT dexa medica, PT Dipa Pharmalab, PT Phapros Tbk., PT Novell Pharmaceutical Laboratories. Kemudian, PT Pertiwi Agung, PT Otto Pharmaceutical, PT Lapi Laboratories, dan PT Meprofarm.

Dia berharap komitmen industri farmasi tersebut terus berlanjut demi menjamin keberlangsungan industri BBO serta meningkatkan ketahanan pangan.

Di samping itu, sambungnya, pemerintah akan melakukan pendampingan kepada industri farmasi dalam melakukan change source BBO untuk mewujudkan percepatan pengembangan industri farmasi Tanah Air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini