GOTO Masuk LQ45, IDX30, dan IDX80 Walau Merugi, Ini Komentar Analis

Bisnis.com,02 Jun 2022, 14:28 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Seremoni pencatatan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4/2022). GoTo meraih dana Rp15,8 triliun dari IPO dan penjualan saham treasury./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. akan dimasukkan pada indeks LQ45, IDX30, dan IDX80 mulai pekan depan.

Emiten berkode saham GOTO tersebut langsung masuk dalam indeks IDX30, LQ45, dan IDX80 menggeser WSKT dan HOKI demi mendapatkan tiket konstituen.

GOTO menggeser WSKT dari indeks IDX30 dan LQ45, sementara HOKI kehilangan posisinya di indeks IDX80. Adapun periode efektif masuknya GOTO pada indeks-indeks tersebut dimulai pada 8 Juni mendatang.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan, Indeks LQ45, IDX80, dan IDX 30 adalah indeks yang mempersyaratkan likuiditas , kapitalisasi dan juga didukung fundamental. Menurutnya, GOTO secara likuiditas dan kapitalisasi pasar sudah pasti memenuhi persyaratan.  

Terkait fundamental GOTO yang masih merugi, Alfred menilai hal ini belum dilihat sebagai kekhawatiran besar. Kerugian GOTO telah terprediksi atau sudah disampaikan ke publik baik oleh emiten maupun underwriter IPO.

"Dalam paparan emiten sudah diberitahu bahwa kedepan ada perbaikan fundamental meskipun dalam 2 tahun masih akan merugi," katanya saat dihubungi, Kamis (2/6/2022)

Ia mengatakan, porsi saham GOTO yang cukup besar akan berkontribusi signifikan terhadap pergerakan indeks. Khusus untuk LQ45, Alfred mengatakan saham GOTO akan menjadi pemberat laju pergerakan indeks.  

Pasalnya, indeks LQ45 tengah mencatatkan kinerja yang positif selama beberapa waktu belakangan dan bahkan mengalahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

"Apalagi, sebelum GOTO masuk, LQ45 dalam 2 pekan terakhir telah naik cukup signifikan 75 persen sehingga dalam jangka pendek rawan profit taking," jelasnya.

Ke depannya, pergerakan LQ45 pada semester II/2022 akan dipengaruhi oleh sentimen internal yaitu performa fundamental emiten. Alfred memprediksi sentimen global (makro) berupa tekanan dari kenaikan suku bunga The Fed akan mulai mereda pada paruh kedua tahun ini.

Ia melanjutkan, sentimen positif akan datang dari rilis kinerja emiten serta data PDB pada kuartal II/2022.

"Performa saham perbankan dan komoditas yang baik akan membuat performa LQ45 di tahun ini akan jauh melampaui performa IHSG pada tahun ini," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini