Waspada! Ekonom Ini Peringatkan Faktor Pendorong Inflasi 2022

Bisnis.com,02 Jun 2022, 20:38 WIB
Penulis: Maria Elena
Ilustrasi kenaikan harga BBM sebagai salah satu faktor pendorong inflasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyampaikan ada beberapa faktor pendorong inflasi pada 2022.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi pada Mei 2022 tercatat melandai dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Secara bulanan, inflasi Mei 2022 adalah sebesar 0,40 persen (month-to-month/mtm). Secara musiman, Yusuf menilai laju inflasi cenderung melandai setelah periode Ramadan.

“Lebih rendahnya permintaan barang dan jasa dibandingkan bulan Ramadan akhirnya ikut berdampak pada pergerakan harga di bulan Mei yang relatif lebih rendah dibandingkan bulan April,” katanya kepada Bisnis, Kamis (2/5/2022).

Yusuf berpendapat masih ada sejumlah risiko yang dapat mendorong meningkatnya inflasi ke depan. Pertama, jika pemerintah menaikkan harga BBM Pertalite. Menurutnya, hal itu akan memberikan dampak yang relatif sama dengan kebijakan kenaikan harga Pertamax pada Maret 2022 lalu.

Kedua, jika pemerintah akan menaikkan tarif listrik bagi golongan 3.000 VA ke atas dikarenakan harga komoditas energi yang semakin meningkat.

“[Kenaikan tarif listrik] Ini juga tentu akan memberikan dampak inflasi terutama ke inflasi harga yang diatur oleh pemerintah, namun yang tidak kalah penting sebenarnya bagaimana memastikan kenaikan inflasi ini tidak akan memberikan dampak ke masyarakat menengah ke bawah,” jelasnya.

Oleh karena itu, Yusuf mengatakan strategi berupa penambahan anggaran subsidi dan bantuan sosial menjadi penting untuk mengendalikan dampak inflasi, terutama ke kelas menengah ke bawah.

Selain itu, imbuhnya, untuk mengendalikan inflasi pada tahun ini, pemerintah perlu memastikan produksi bahan pangan mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat di dalam negeri hingga akhir tahun.

“Ditambah pemerintah juga perlu memantau alur distribusi komoditas pangan strategis termasuk di dalamnya minyak goreng, beras, daging, cabai, dan lain-lain, agar potensi terhambatnya aliran distribusi terhadap kenaikan harga barang tidak terjadi sampai dengan akhir tahun nanti,” ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini