Inspiratif! Mahasiswa ITS Ini Magang di Mercedez-Benz Inggris

Bisnis.com,04 Jun 2022, 16:01 WIB
Penulis: Newswire
Muhammad Rakha Wirayuda (kiri tengah) dengan Prof Benny Tjahjono beserta mentornya dari Mercedes-Benz/its.ac.id

Bisnis.com, SOLO - Mahasiswa Departemen Manajemen Bisnis Institut Teknologi Sepuluh Nopember (MB ITS) ini layak diacungi jempol.

Muhammad Rakha Wirayuda sukses memperoleh pengalaman untuk menjalani magang di Mercedes-Benz, Inggris. Sebelum magang, ia mendapatkan bekal materi dari Benny Tjahjono, dosen pendampingnya di Inggris.

Mahasiswa program international undergraduate program (IUP) ini selalu merasa tertantang untuk menyelesaikan segala permasalahan yang dialami oleh Mercedes-Benz.

Selama magang, Rakha mengaku bahwa terdapat pandangan untuk menganggap semua orang itu sama. Seperti halnya pada staf Mercedes-Benz yang dinilai sama karena tidak memandang umur maupun latar belakang setiap orang.

Rakha berterima kasih kepada ITS, khususnya MB ITS karena telah memberikan kesempatan emas tersebut kepadanya. Ia berharap kegiatan ini dapat ditiru maupun ditingkatkan lagi oleh mahasiswa ITS lainnya.

“Semoga kegiatan ini bisa menginspirasi mahasiswa lain untuk terus menuntut ilmu dan berani melakukan internasionalisasi,” katanya.

Adjunct professor Departemen MB ITS ini membagikan materi bernama teori pemimpin pasar.

“Materi tersebut penting untuk menganalisa permasalahan di Mercedes-Benz,” ujar mahasiswa angkatan 2020, seperti dikutip dari laman resmi ITS pada Sabtu (4/6/2022).

Teori pemimpin pasar yang diusung oleh Michael Treacy dan Fred Wiersema dalam buku berjudul The Discipline of Market Leaders ini menjelaskan bahwa perusahaan tidak dapat menjadi segalanya bagi semua orang. Maka dari itu, perusahaan harus memiliki keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain.

Rakha menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek keunggulan kompetitif perusahaan yang disebutkan pada buku tersebut.

Yakni yang pertama, keunggulan operasional yang menawarkan produk atau jasa handal kepada konsumen dengan harga terjangkau. Kedua, kepemimpinan produk yang berkompetisi di pasar melalui kecanggihan dan merek.

Kemudian, kedekatan pada konsumen dengan memberikan solusi terbaik kepada mereka.

“Saat ini, pasar maupun perusahaan sedang mengalami era disrupsi yang mengharuskan siap untuk berubah,” katanya.

Di sisi lain, Rakha dapat mengembangkan jiwa kepemimpinannya melalui program Global Leadership Aspire Program (GLAP) yang diselenggarakan oleh Coventry University, Inggris. Karena melalui program ini, ia mendapat wawasan baru dari berbagai pembicara yang sukses dalam kewirausahaan dan bisnis.

“Mulai dari pendiri berbagai bisnis, alumni Coventry, hingga berbagai orang lainnya,” terangnya.

Pada dasarnya program bertujuan memberikan wadah bagi mahasiswa untuk berpikir secara luas agar menjadi suatu cita-cita maupun solusi guna menyelesaikan permasalahan yang ada.

Uniknya, program ini mendatangkan mahasiswa di berbagai negara lainnya. Sehingga, tercipta sesi diskusi dinamis karena adanya pandangan yang beragam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Restu Wahyuning Asih
Terkini