Ini Penyebab Cadangan Devisa Mei 2022 Turun Jadi US$135,6 Miliar

Bisnis.com,08 Jun 2022, 13:36 WIB
Penulis: Maria Elena
Ilustrasi Bank Indonesia mengungkapkan penyebab turunnya cadangan devisa Indonesia pada Mei 2022/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan tiga faktor penyebab turunnya posisi cadangan devisa Indonesia pada Mei 2022 menjadi sebesar US$135,6 miliar, dari bulan sebelumnya sebesar US$135,7 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan perkembangan posisi cadangan devisa Indonesia pada periode Mei 2022 tersebut dipengaruhi oleh penerimaan devisa dari migas, pajak, dan jasa. Selain itu, posisi cadangan devisa Mei 2022 juga dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

“Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2022 tetap tinggi sebesar US$135,6 miliar, relatif stabil dibandingkan dengan posisi pada akhir April 2022,” kata Erwin dalam siaran pers, Rabu (8/6/2022).

Erwin menjelaskan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,8 bulan impor atau 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Posisi pada Mei 2022 ini, kata dia, masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Oleh karena itu, BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Adapun, posisi cadangan devisa Indonesia dinilai masih mengalami penurunan hingga akhir tahun sejalan dengan pengetatan kebijakan moneter global, terutama oleh negara maju.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal mengatakan cadangan devisa Indonesia berpotensi terkikis.

Hal ini sebagai dampak dari intervensi Bank Indonesia (BI) dalam melakukan stabilisasi rupiah dalam merespons tekanan eksternal khususnya kebijakan The Fed, bank sentral Amerika Serikat, yang melakukan pengetatan moneter sampai akhir tahun.

Namun, penurunan diperkirakan tidak terlalu dalam dikarenakan adanya tambahan devisa dari surplus neraca perdagangan yang diperkirakan masih berlangsung dalam beberapa waktu ke depan.

“Terkikisnya cadangan devisa tidak terlalu tajam mengingat di sisi lain ada tambahan devisa dari surplus perdagangan yang tetap besar sampai akhir tahun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini