Jangan Takut, Ini Tips Tetap Cuan di Tengah Volatilitas Pasar

Bisnis.com,08 Jun 2022, 19:31 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Sektor saham komoditas, energi, serta kebutuhan pokok dapat menjadi opsi bagi investor di tengah tingginya volatilitas pasar.

Founder Galeri Saham Rio Rizaldi memaparkan fluktuasi pasar yang cukup tinggi saat ini salah satunya disebabkan oleh konflik geopolitik antara Rusia–Ukraina. Sentimen ini memicu tingginya harga komoditas dan energi global yang dampaknya juga terasa di Indonesia.

“Dengan kenaikan harga komoditas ini, maka biaya BBM dan transportasi akan ikut naik yang turut memicu inflasi tinggi,” jelasnya dalam acara Maybank Sekuritas, Invest Asean 2022, Rabu (8/6/2022).

Dampak sentimen ini juga terlihat dari kinerja positif emiten–emiten pada sektor tambang ataupun energi. Menurutnya, ini menandakan pasar tengah bergerak masuk pada sektor saham tersebut.

Ia menuturkan, hal ini juga dapat menjadi pintu masuk bagi investor untuk melakukan hedging pada saham-saham di segmen komoditas dan energi. Meski demikian Rio mengatakan investor tidak dapat asal masuk ke saham–saham tersebut mengingat harganya yang sudah tinggi.

“Harga yang sudah tinggi berarti menandakan market sedang overweight di sektor itu dan underweight di sektor lainnya,” imbuhnya.

Untuk menentukan saham yang tepat, investor dapat menggunakan 3 pilar investasi yakni instrumen, sentimen, dan likuiditas. Rio mengatakan, saham atau instrumen yang tepat akan memiliki pertumbuhan stabil dan memberikan nilai tambah.

“Saham yang tepat adalah yang memberikan passive income, kalau saham dalam bentuk dividen. Jika harganya stabil di level yang tinggi, maka earnings per share (EPS) nya pun akan naik,” paparnya.

Sektor saham lain menurut Rio yang dapat dicermati investor di tengah fluktuasi pasar adalah saham dengan likuiditas yang baik serta sentimen yang positif dan konstan.

“Contohnya saja di sektor kebutuhan pokok, yaitu sandang, pangan, dan papan. Investor tinggal mengecek harganya saja, apakah worth it atau tidak,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini