Kinerja Reksa Dana Saham Bakal Salip Pendapatan Tetap Tahun Ini

Bisnis.com,09 Jun 2022, 04:30 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Performa reksa dana berbasis saham diprediksi akan mengungguli reksa dana pendapatan tetap hingga akhir tahun ini.

Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Eri Kusnadi menjelaskan, secara umum kinerja pasar saham dipengaruhi oleh dua faktor utama.

Pertama, kinerja fundamental dari perusahaan-perusahaan yang ada. Ia mengatakan, hal ini ditentukan dari kondisi kesehatan keuangan serta prospek bisnis sebuah perusahaan.

“Sentimen kedua adalah sentimen pasar secara keseluruhan, termasuk kondisi makroekonomi secara keseluruhan. Apakah ekonomi sedang menuju perbaikan, memiliki permasalahan, serta apa dan bagaimana pandangan para investor terhadap isu isu yang sedang berkembang,” jelasnya saat dihubungi pada Rabu (8/6/2022).

Sementara itu, kenaikan kinerja pada reksa dana berbasis obligasi korporasi dipengaruhi oleh kualitas kredit dari surat utang korporasi yang menjadi aset dasar sebuah produk. Hal ini juga dipengaruhi oleh pergerakan suku bunga global yang mengarah pada kenaikan.

Eri melanjutkan, di tengah era kenaikan suku bunga global, ada sedikit tekanan lebih bagi reksa dana berbasis obligasi dalam negeri. Walaupun akan tetap menerima kupon, namun dari sisi harga obligasi, reksa dana tersebut akan sulit reli dan bahkan cenderung tertekan.

Sedangkan, untuk reksa dana saham akan lebih bergantung pada prospek pertumbuhan ekonomi. Ia menjelaskan, prospek pemulihan ekonomi yang optimal di Indonesia dapat memberikan dorongan tambahan bagi pasar saham secara keseluruhan.

“Namun, perlu diwaspadai sentimen pasar saham global yang sedang tertekan tahun ini akibat rencana kenaikan suku bunga yang agresif di AS serta ketegangan Ukraina-Rusia yang telah membawa harga energi jadi lebih mahal,” katanya.

Senada, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan kinerja reksa dana berbasis obligasi secara umum akan menghadapi lebih banyak tekanan dibandingkan reksa dana saham. Ia menuturkan, tantangan pada reksa dana pendapatan tetap berasal dari inflasi yang tinggi serta tren kenaikan suku bunga global.

Kendati demikian, ruang pertumbuhan untuk reksa dana pendapatan tetap masih cukup optimal hingga akhir tahun.

“Karena inflasi dan suku bunga Indonesia cenderung lebi terkendali, maka kami perkirakan reksa dana pendapatan tetap bisa naik antara 3 persen – 6 persen tahun ini,” katanya.

Sementara itu, prospek pasar saham akan didukung oleh kinerja keuangan emiten yang optimal sepanjang 2022 seiring dengan pemulihan ekonomi. Reksa dana saham diyakini dapat tumbuh dengan optimal dan Rudiyanto memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menyentuh kisaran 7.500 – 8.000.

Eri menambahkan, prospek pertumbuhan dana kelolaan kedua instrumen ini akan lebih bergantung pada profil risiko investor secara keseluruhan. Apabila lebih banyak investor yang memiliki profil agresif, maka reksa dana saham berpotensi mengungguli reksa dana pendapatan tetap.

“Sebaliknya, bila lebih banyak investor yang memiliki profil risiko moderat ke konservatif maka dana kelolaan reksa dana pendapatan tetap bisa semakin mengungguli reksa dana saham,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini