Starlink Gandeng Telkomsat, APJII: Jaga Ekosistem Bisnis Satelit

Bisnis.com,13 Jun 2022, 12:30 WIB
Penulis: Khadijah Shahnaz
Ilustrasi satelit./Kari

Bisnis.com, JAKARTA - Satelit milik Elon Musk, Starlink, resmi masuk ke Indonesia dan akan bekerja sama dengan PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat).

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengatakan dengan hadirnya Starlink dan OneWeb dapat menjaga ekosistem bisnis satelit di Indonesia.

Sebagai informasi, saat ini OneWeb saat ini masih menunggu izin Hak Labuh untuk satelit orbit bumi rendah atau low earth orbit (LEO) yang dikerjakan bersama PT Dwi Tunggal Putra (DTP).

Ketua Umum APJII Muhamad Arif mengatakan kerja sama antara Telkomsat dengan Starlink saat ini hanya untuk backhaul saja, tidak ke arah ritel. Jika nantinya akan turun ke retail Arif mengatakan APJII akan keberatan kecuali Starlink bekerja sama dengan internet service provider (ISP) lokal.

"Kecuali hadirnya Starlink dapat bekerja sama dengan ISP lokal lainnya," ujar Arif, Senin (13/6/2022).

Arif pun menambahkan OneWeb saat ini tidak menyasar ke retail, Dia pun sempat mendengar untuk lini bisnis OneWeb retail dikabarkan akan bekerjasama dengan ISP lokal.

Dia juga menegaskan satelit LEO bisa menjadi solusi untuk area - area yang belum atau jauh dari jaringan fiber optik, terlebih dengan adanya dua satelit LEO ini dapat menjaga ekosistem bisnis yang baik.

Sebelumnya Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G Plate mengatakan Starlink baru bisa beroperasi jika Gateway station telah dibangun oleh Telkomsat. Gateway station sepenuhnya investasi dan milik Telkomsat. Tanpa Gateway station Telkomsat maka satelit starlink tidak bisa berfungsi untuk melayani backhaul Telkomsat.

"Hak Labuh tersebut juga bersifat eksklusif hanya untuk Telkomsat bagi layanan kebutuhan backhaul telkom group. Telkomsat juga hanya telkom group berupa layanan pita backhaul bukan layanan internet, ada banyak jenis layanan satelit," ujar Johnny kepada Bisnis.com pada Minggu (12/6/2022).

Johnny juga menambahkan layanan ini menyambung layanan Fiber optik di tempat- tempat yang sulit dibangun fiber optik. Sehingga layanan tersebut bisa dilakukan melalui jaringan microwave link atau kapasitas satelit (seperti starlink).

"Bisa menggunakan Microwave link atau Satelit NGSO," tutup Johnny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini
'