Bisnis.com, JAKARTA — Platform teknologi finansial pendanaan bersama (P2P lending) PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia mengaku mulai menorehkan laba dalam beberapa kesempatan, kendati masih berstatus perusahaan rintisan (startup).
CEO & Co-Founder Akseleran Ivan N Tambunan mengakui bahwa setiap startup, tak terkecuali klaster tekfin, perlu sesekali menerapkan strategi 'bakar uang' di tengah fase memperbesar pangsa pasar, atau biasa disebut mode pertumbuhan.
"Setiap startup itu harus scale-up bisnis secara eksponensial dalam jangka pendek. Jadi selama growing mode, memang sisi profitabilitas itu belum dioptimalkan. Nah, yang penting sudah bisa kelihatan ujungnya, atau biasa disebut sudah ada path to profitability," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (15/6/2022).
Akseleran sendiri telah mulai membukukan break even point (BEP) alias cuan perdana pada pertengahan 2021. Namun, Ivan mengungkap masih ada bulan-bulan tertentu di mana kinerja laba-rugi kembali negatif, seperti ketika memerlukan pembayaran tunjangan hari raya (THR) atau bonus buat karyawan.
"Perjalanan profit kami sudah terlihat, di mana dalam 3 tahun terakhir revenue per tahun kami tumbuh lebih dari dua kali lipat, tapi expense hanya naik sekitar 20 persen per tahun. Tahun ini, hanya bulan lalu yang negatif karena ada beban buat THR. Targetnya mulai pertengahan tahun ini selalu positif," tambahnya.
Ivan menjelaskan bahwa kinerja laba Akseleran tak lepas dari moncernya permintaan pinjaman produktif buat UMKM, di mana akumulasi penyaluran pinjaman Akseleran sejak berdiri sampai Mei 2022 telah mencapai Rp4,7 triliun kepada 3.118 UMKM.
Tahun lalu, penyaluran pinjaman dibukukan senilai Rp1,9 triliun. Adapun, sepanjang tahun berjalan, nilainya telah mencapai Rp1,1 triliun atau mengalami pertumbuhan hingga 41 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
"Ketika awal pandemi Covid-19, kami pikir banyak pelaku usaha yang akan kesulitan sampai tutup, sehingga berpengaruh ke bisnis Akseleran. Tapi siapa sangka, walaupun kami makin selektif, permintaan pinjaman tetap ada dan justru membuat NPL kami turun," jelas Ivan.
Pada akhir periode 2022 nanti, Ivan mengungkap pihaknya masih optimistis membidik penyaluran pinjaman menembus Rp4 triliun. Segmen peminjam (borrower) andalan masih akan dipertahankan, yaitu UMKM di bidang engineering, konstruksi, energi, dan aneka jasa.
Akseleran tercatat terakhir kali merealisasikan putaran pendanaan Seri A senilai US$8,55 juta, dipimpin oleh Beenext pada awal periode 2020.
Investor lain yang turut terlibat, yaitu modal ventura milik BCA bernama Central Capital Ventura (CCV), Access Ventures, Agaeti Venture Capital, serta konglomerat lokal Ahabe Group.
Ivan menjelaskan bahwa pihaknya telah mempersiapkan komitmen pendanaan seri B first tranche dari beberapa investor. Namun, dirinya mengklaim Akseleran sudah dalam tahap lepas dari ketergantungan hanya mengandalkan putaran pendanaan baru untuk bertahan hidup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel