Korea Utara Dihantui Penyakit Misterius, Apa Itu?

Bisnis.com,16 Jun 2022, 19:10 WIB
Penulis: Mia Chitra Dinisari
Korea Utara Dihantui Penyakit Misterius yang menyerang pencernaan/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Korea Utara melaporkan "epidemi" baru penyakit usus, yang menjadikannya sebuah pengumuman yang tidak biasa dari negara yang biasanya serba rahasia itu.

Tidak jelas berapa banyak orang yang terinfeksi dalam kasus yang disebut Kantor Berita Pusat Korea sebagai "epidemi enterik akut" di barat daya kota Haeju.

Badan tersebut tidak menyebutkan nama penyakitnya, tetapi enterik mengacu pada penyakit usus, seperti tipus, disentri dan kolera, yang disebabkan oleh kuman dalam makanan atau air yang terkontaminasi atau kontak dengan kotoran orang yang terinfeksi.

Penyakit seperti itu secara rutin terjadi di Korea Utara, penyebabnya karena kekurangan fasilitas pengolahan air dan sistem kesehatan masyarakat sebagian besar telah rusak selama beberapa dekade.

Beberapa pengamat mengatakan tujuan dari pengumuman itu bukan untuk melaporkan infeksi itu sendiri, melainkan untuk menyebutkan bahwa pemimpin Kim Jong Un menyumbangkan obat-obatan dari persediaan pribadinya, yang merupakan bagian dari upayanya meningkatkan citranya pada saat kesulitan yang ekstrem.

“Wabah campak atau tipus tidak jarang terjadi di Korea Utara. Saya pikir memang benar ada wabah penyakit menular di sana, tetapi Korea Utara menggunakannya sebagai kesempatan untuk menekankan bahwa Kim merawat rakyatnya,” kata Ahn Kyung-su, kepala DPRKHEALTH.ORG, dilansir dari ABC News.

Bulan lalu, Korea Utara melaporkan peningkatan jumlah pasien demam. Pada saat itu, agen mata-mata Korea Selatan mengatakan bahwa "sejumlah besar" kasus termasuk mereka yang sakit campak, tipus dan batuk rejan.

KCNA mengatakan Kamis lebih dari 4,5 juta dari 26 juta orang di negara itu jatuh sakit karena demam yang tidak diketahui dan 73 meninggal.

Negara, yang tampaknya tidak memiliki alat tes virus corona, hanya mengidentifikasi sebagian kecil dari mereka sebagai kasus COVID-19 yang dikonfirmasi. Banyak pakar asing mempertanyakan jumlah korban tewas Korea Utara, dengan mengatakan bahwa itu kemungkinan tidak dilaporkan untuk melindungi Kim dari kerusakan politik apa pun.

Korea Utara baru-baru ini mengklaim kemajuan dalam memperlambat penyebaran COVID-19 di seluruh populasi yang tidak divaksinasi, meskipun seorang pejabat tinggi Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bulan ini bahwa badan tersebut yakin wabah itu memburuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini