Jerman Borong Batu Bara RI 150 Juta Ton, Kementerian ESDM Lakukan Ini

Bisnis.com,17 Jun 2022, 14:17 WIB
Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut sebagian negara Eropa seperti Jerman akan membeli batu bara sebanyak 150 juta ton dari Indonesia.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan sebagian negara lain masih menunggu proses pengajuan resmi yang diprediksi ikut menaikkan target produksi tambang hingga akhir tahun.

"Jerman secara resmi sudah mengajukan permintaan batu bara mencapai 150 juta ton pada tahun ini," kata Ridwan saat ditemui selepas acara Pengarahan Kepada Penjabat Gubernur dan Penjabat Bupati/Penjabat Walikota di kantor Kementerian Dalam Negeri, Kamis (16/6/2022).

Perang berkepanjangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina nampaknya membuat negara-negara di Eropa krisis energi. Tak pelak Jerman sebagai negara pengusung energi hijau diam-diam membeli batu bara dari Indonesia untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar di negaranya.

Kementerian ESDM bakal menaikkan target produksi batu bara pada rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan (IUP) setelah ada permintaan tambahan dari Jerman.

Selain Jerman, sejumlah negara Eropa telah meminta kontrak beli emas hitam dari Indonesia. Sementara itu, India sebagai konsumen terbesar energi dunia setelah China pun memesan batu bara dari Indonesia.

“Nanti kita akan tambahkan produksinya di RKAB, belum ada angkanya tapi gambaran permintaanya sudah 150 juta [ton], itu yang bicara angka Jerman kalau yang saya tahu,” ujarnya.

Ridwan memastikan kapasitas produksi di dalam negeri relatif stabil hingga akhir tahun seiring dengan permintaan yang signifikan dari sejumlah negara non tradisional.

Menurut dia, cadangan batu bara dari sejumlah perusahaan besar seperti PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) terbilang cukup besar untuk memenuhi permintaan baru tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini