Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan Program Kartu Prakerja akan tetap dilanjutkan, meski dirinya sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden. Sebagaimana diketahui, jabatan presiden Jokowi akan berakhir pada 2024.
"[Program Kartu Prakerja] terus [dilanjutkan], ini akan dilanjutkan, akan diteruskan termasuk tahun depan," katanya kepada wartawan usai acara Silaturahmi dengan Alumni Penerima Kartu Prakerja Jumat (17/6/2022).
Jokowi mengatakan program semi bansos tersebut memberikan manfaat yang luar biasa bagi para penerimanya, tercermin dari survei BPS bahwa 88,9 persen dari peserta Kartu Prakerja mengaku mendapat manfaat dengan keterampilan yang meningkat.
Untuk 2023 pun, pemerintah telah menetapkan anggaran untuk Program Kartu Prakerja tersebut. Namun, Jokowi belum menyebutkan secara detail jumlah anggaran yang disiapkan.
"Yang paling penting sekarang dievaluasi dulu, ada koreksi-koreksi, mengenai anggaran disesuaikan APBN yang ada," imbuh jokowi.
Adapun, pemerintah mencatat program ini telah menjangkau 12,8 juta peserta yang tersebar di 514 kabupaten/kota se-Indonesia.
Program ini pun disebut bersifat inklusif karena dapat menjangkau sebanyak 3,3 persen penyandang disabilitas, 14 persen penerima yang belum tamat atau lulusan SD, 56 persen tinggal di desa, sebanyak 49 persen perempuan, serta 90 persen dari penerima program tidak memiliki pekerjaan saat mendaftar.
Selain itu, tercatat sebanyak 93 persen peserta program memilih menggunakan e-money, dan sebanyak 28 persen peserta baru mengenal rekening bank atau e-money melalui Program Kartu Prakerja.
Penggunaan insentif tersebut didominasi untuk keperluan sehari-hari, seperti membeli makanan, membayar tagihan, dan menambah modal untuk usaha kecil.
Oleh karena itu, Program Kartu Prakerja dinilai efektif dalam melindungi masyarakat, tidak hanya dari dampak pandemi Covid-19, namun juga turut meningkatkan pengetahuan dan kewirausahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel