Terdongkrak Batu Bara, Impor Alat Berat Bakal Terkerek. Ekonom: Tidak Sehat untuk Jangka Panjang!

Bisnis.com,20 Jun 2022, 15:06 WIB
Penulis: Rahmad Fauzan
Alat berat memindahkan batu bara ke dump truck di tambang batubara yang dioperasikan oleh PT Khotai Makmur Insan Abadi di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA- Pelaku industri alat berat dalam negeri serta pemerintah didorong untuk melakukan aksi jemput bola seiring dengan adanya lonjakan permintaan menyusul kebutuhan batu bara di Eropa terkerek memasuki musim dingin.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bima Yudhistira menilai langkah tersebut perlu dilakukan agar produsen alat berat dari negara lain bisa berinvestasi untuk melakukan ekspansi bisnis di Tanah Air.

"Dengan demikian, Indonesia tidak perlu impor untuk mengatasi tingginya permintaan yang sedang tinggi dari Eropa menjelang musim dingin," ujarnya kepada Bisnis, Senin (20/6/2022).

Dia menilai hal tersebut perlu dilakukan karena permintaan batu bara dari Eropa dan harga komoditas tersebut akan terus tinggi dalam 2-3 tahun ke depan, seiring dengan belum adanya titik terang dari perang antara Rusia dan Ukraina.

Dengan kata lain, kata Bhima, persediaan alat berat di Indonesia diperlukan untuk keperluan jangka panjang. Selain produsen dari luar negeri, sambungnya, perusahaan dalam negeri didorong untuk melakukan perluasan pabrik.

"Perlu ada tim dari BKPM untuk memanfaatkan situasi ini. Sebab, lebih baik ada relokasi pabrik alat berat ke Indonesia daripada harus impor," ujarnya.

Terkait dengan upaya itu, Bhima meminta sektor perbankan untuk tidak ragu-ragu dalam menyalurkan pinjaman dengan bunga rendah. kepada pelaku industri alat berat.

Mengutip pemberitaan Bisnis sebelumnya, Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan sejumlah negara sudah mengajukan permintaan batu bara dari RI.

Beberapa di antaranya bahkan sudah memulai transaksi, seperti Jerman, Polandia, Italia, Spanyol, dan Belanda. Jerman menjadi negara yang sudah resmi mengajukan permintaan 150 juta ton.

Terkait dengan kondisi itu, Hendra pun terang-terangan meminta dukungan terkait dengan ketersediaan alat tambang, termasuk alat berat.

Namun, hal tersebut tampaknya sudah disadari oleh pelaku industri alat berat di dalam negeri.

Mengutip risalah public expose PT Kobexindo Tractors Tbk. (KOBX) yang berlangsung 15 Juni 2022, perusahaan mengupayakan peningkatan penjualan seiring dengan optimisme membaiknya rantai pasok unit alat berat tahun ini.

Sejumlah strategi diterapkan untuk merealisasikan hasil dari upaya tersebut, di antaranya menjalin kolaborasi antargrup, melakukan up selling, down selling, serta cross selling.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Kahfi
Terkini