Konten Premium

Habis Commodity Booming, Terbitlah Bursa Karbon?

Bisnis.com,20 Jun 2022, 16:42 WIB
Penulis: Reni Lestari & Ni Luh Anggela
Uap mengepul di pembangkit listrik tenaga batu bara Loy Yang A, yang dioperasikan oleh AGL Energy Ltd., di pinggiran Traralgon, Australia, Kamis, (25/7/2013). Target nol emisi karbon berkejaran dengan waktu, memaksa banyak pembangkit listrik batu bara pensiun dini. Bloomberg - Carla Gottgens

Bisnis.com, JAKARTABooming harga komoditas atau commodity booming yang melanda dunia pascapandemi, cepat atau lambat akan berakhir. Bagi Indonesia yang menikmati berkahnya, patut menjadi pertanyaan, akankah kondisi ini memacu penerapan bursa karbon dan instrumen pengendalian emisi lainnya, dengan lebih cepat?

Di era pascapandemi ketika ekonomi memantul dari kejatuhannya, upaya mencapai target nol emisi karbon yang berkejaran dengan waktu dihadapkan pada paradoks baru. Lonjakan kebutuhan energi fosil yang menerbangkan harga komoditas.

Bahkan, negara-negara Barat yang paling vokal menyerukan transisi energi, kini merapat ke Indonesia demi mendapat jatah batu bara untuk kebutuhan musim dingin. Kondisi ini telah diakui secara luas sebagai blessing in disguise bagi Indonesia yang kaya sumber daya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  Konten Premium

Anda sedang membaca Konten Premium

Silakan daftar GRATIS atau LOGIN untuk melanjutkan membaca artikel ini.

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Reni Lestari
Terkini