Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) membukukan penjualan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR011 hampir mencapai Rp1,5 triliun. Perolehan ini naik 41 persen dibandingkan penjualan seri sebelumnya.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan capaian tersebut juga juga melampaui target yang diberikan Kementerian Keuangan kepada BRI. Menurutnya, hal ini diperoleh karena tingginya antusiasme investor terhadap penawaran SBR011 yang bergulir sejak 25 Mei hingga 16 Juni 2022.
“Dari target Kementerian Keuangan yang diberikan ke BRI sebesar Rp150 miliar, namun penjualan SBR yang dilakukan oleh BRI berhasil mencapai hampir mendekati Rp1,5 triliun dan pastinya lebih dari target yang ditetapkan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (20/6/2022).
Aestika menuturkan SBR011 adalah salah satu produk investasi yang memiliki keuntungan tersendiri dibandingkan produk investasi konvensional yang ada.
Dalam SBR, lanjutnya, kupon atau imbal hasil dari surat berharga yang dikeluarkan pemerintah biasanya cenderung lebih tinggi dibandingkan suku bunga deposito perbankan pada umumnya. Selain itu, keuntungan pembelian SBR juga dapat dilihat dari aspek pajak yang lebih kecil dibandingkan suku bunga deposito.
“Keuntungan-keuntungan yang ada tersebut dapat menjadi alternatif pilihan investasi bagi nasabah selain produk investasi konvensional yang ada,” tuturnya.
Dia juga menjelaskan bahwa penjualan SBR011 mengalami peningkatan sangat baik dibandingkan dengan penawaran seri sebelumnya. Dari 2.600 jumlah investor yang membeli SBR011, sebanyak 68 persen merupakan investor baru.
Kupon SBR011 memiliki sifat mengambang dilengkapi dengan batas bawah atau floating with floor. Dengan demikian, kupon akan naik bila suku bunga acuan naik, tetapi tidak akan turun lebih rendah daripada batas minimal.
Secara rinci, tingkat kupon tersebut berlaku untuk periode 3 bulan pertama, tanggal 22 Juni 2021 – 10 September 2022. Besaran kupon tersebut berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu sebesar 3,5 persen ditambah spread tetap 200 bps (2,00 persen).
Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo. Selain itu, penyesuaian tingkat kupon didasarkan pada suku bunga acuan ditambah spread tetap 2 persen.
Sampai dengan masa penutupan penawaran, Data Direktorat Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan RI melaporkan angka penjualan SBR011 secara nasional mencapai Rp13,91 triliun, naik 86 persen dari realisasi penjualan SBR010.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel