Bisnis.com, JAKARTA – Ambisi dunia untuk menekan produksi emisi global demi menanggulangi perubahan iklim ekstrem nampaknya akan menemui tantangan. Sebab, sebuah tanda penolakan untuk ikut dalam kampanye dunia itu tak diindahkan oleh produsen minyak terbesar dunia Saudi Aramco.
Seperti diketahui, lonjakan harga minyak mentah dunia, menjadi berkah tersendiri bagi perusahaan-perusahaan produsen komoditas tersebut. Tak terkecuali perusahaan asal Arab Saudi tersebut.
Saudi Aramco sendiri sejatinya dalam beberapa kesempatan, menyatakan dukungannya ke publik terhadap Perjanjian Paris. Apalagi perusahaan itu telah menerbitkan inisiatif dan bergabung ke Oil and Gas Climate Initiative bersama 11 perusahaan energi lain di dunia.