BI Catat Posisi Investasi Internasional Indonesia Naik US$287,1 Miliar pada Kuartal I/2022

Bisnis.com,24 Jun 2022, 16:01 WIB
Penulis: Ni Luh Anggela
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Posisi investasi Indonesia (PII) kuartal I/2022 mengalami peningkatan kewajiban neto US$287,1 miliar atau setara 23,5 persen dari PDB dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar US$278,9 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan, peningkatan kewajiban neto tersebut berasal dari kenaikan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang melampaui peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).

Peningkatan posisi KFLN Indonesia didukung oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi langsung serta perbaikan kinerja saham domestik.

"Posisi KFLN Indonesia naik 1,3 persen (quarter-to-quarter/qtq)dari US$710,3 miliar pada akhir kuartal IV/2021 menjadi US$719,3 miliar pada akhir kuartal I/2022," kata Erwin melalui keterangan tertulisnya, Jumat (24/6/2022).

Menurut Erwin, peningkatan tersebut utamanya disebabkan oleh aliran masuk investasi langsung. Ini sejalan dengan optimisme investor terhadap prospek pemulihan ekonomi domestik dan iklim investasi domestik yang terjaga, serta peningkatan kinerja saham seiring dengan masih kuatnya ekspor.

Posisi AFLN Indonesia juga meningkat, terutama ditopang oleh penempatan aset dalam bentuk investasi lainnya di luar negeri.

"Pada akhir kuartal I/2022, posisi AFLN naik sebesar 0,2 persen qtq menjadi US$432,2 miliar dari US$431,4 miliar pada akhir kuartal sebelumnya," ungkapnya.

Adapun peningkatan AFLN tersebut berasal dari penempatan aset pada komponen investasi lainnya, diikuti investasi langsung dan investasi portofolio di luar negeri.

BI optimistis kinerja PII Indonesia ke depannya akan tetap terjaga sejalan dengan upaya pemulihan ekonomi Indonesia dari dampak pandemi Covid-19 yang didukung sinergi bauran kebijakan BI, pemerintah, serta otoritas terkait lainnya.

"Meskipun demikian, BI akan tetap memantau potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini