Biaya Produksi Naik, Pelaku Usaha Otomotif Pilih Efisiensi

Bisnis.com,26 Jun 2022, 17:33 WIB
Penulis: Jaffry Prabu Prakoso
Display penjualan mobil baru di salah satu dealer Honda di Jakarta, Selasa (28/1/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan harga bahan baku komponen kendaraan membuat produksi pada sektor otomotif melambung tinggi. Berbagai cara dilakukan para pelaku usaha melalui efisiensi demi menjaga harga jual.

Business Innovation and Marketing & Sales Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy mengatakan bahwa kenaikan harga bahan baku saat ini cukup tinggi sehingga akan berpengaruh pada biaya produksi.

“Kami terus berupaya untuk terus melakukan efisiensi secara berkala dan terus meningkatkan produktifitas kerja untuk menekan kenaikan biaya produksi,” katanya saat dihubungi pekan ini.

Billy menjelaskan bahwa merangkaknya harga komponen tidak serta merta membuat harga jual kendaraan Honda naik. Hal itu tergantung pada fluktuasi biaya produksi dan perpajakan yang ada.

“Dan seperti yang dijelaskan, kami terus berusaha menekan kenaikan biaya produksi dengan melakukan berbagai efisiensi di segala lini produksi dan terus meningkatkan produktivitas,” jelasnya.

Efisiensi juga dilakukan Toyota. Corporate Affairs Director Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan perusahaan pun belum memilih menaikkan harga jual.

“Profitnya tergerus sudah pasti. Kita prioritas tetap bisa produksi untuk mengamankan investasi yang ada. Tidak ada jalan lain selain menggenjot efisiensi,” katanya.

Ibarat pepatah, industri otomotif sudah jatuh tertimpa tangga. Belum usai kelangkaan mikrocip atau semikonduktor, mereka harus menghadapi kenaikan harga bahan baku.

Masalah semikonduktor mau tidak mau harus membuat pelanggan inden atau menunggu bisa memilikinya meski sudah melakukan transaksi. Padahal, permintaan mobil baru sedang bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini