Incar US$10 Miliar saat Harga Emas Tinggi, Bos Freeport Buka Strategi

Bisnis.com,27 Jun 2022, 19:04 WIB
Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Sejumlah Haul Truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua. Wilayah ini disebutkan telah ditutup dan beralih ke tambang bawah tanah./Antara - Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA — PT Freeport Indonesia (PTFI) memutuskan untuk tetap mengoptimalkan target produksi emas sebesar 1,6 juta ounces dengan prediksi pendapatan US$10 miliar saat harga emas tinggi.

Target itu tidak mengalami penyesuaian dari rencana kerja PTFI pada awal tahun ini kendati terjadi momentum jarang kenaikan harga komoditas tersebut. Adapun rencana produksi itu bakal didukung dengan alokasi anggaran sebesar US$2,5 miliar atau setara dengan Rp35 triliun pada tahun ini.

“Kita produksi bukan berdasar harga, tidak seperti manufaktur yang bisa digenjot produksinya. Kami melakukan penambangan sudah dengan sequence jadi tidak bisa karena harga bagus emas ditambah nanti tambang bisa runtuh itu,” kata Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas kepada Bisnis.com, Senin (27/6/2022).

Kendati target produksi yang tidak bakal bergeser, Tony memastikan, pendapatan PTFI bakal naik signifikan seiring dengan sentimen positif harga komoditas mineral itu di pasar dunia. Apalagi, harga itu diprediksi bakal tertahan cukup lama seiring dengan komitmen negara anggota G7 menghentikan impor mereka dari Rusia.

“Jadi pada dasarnya harga mineral itu kan fluktuatif, dan kita tentu kalau harga lebih tinggi terefleksi dari pendapatan yang makin tinggi,” kata dia.

Tahun ini, pendapatan PTFI diperkirakan bakal mencapai US$10 miliar atau hampir dua kali lipat dari pendapatan 2018. Proyeksi itu berasal dari rampungnya proses transisi dari tambang terbuka ke operasi tambang bawah terbesar di dunia.

Selain itu, harga pasar produk yang dijual PTFI seperti tembaga dan emas juga turut mengalami kenaikan yang signifikan di atas 40 persen jika dibandingkan dengan kondisi saat divestasi pada Desember 2018 lalu.

Dengan demikian, dia memastikan, PTFI bakal tetap mengikuti panduan penambangan yang sudah ditetapkan sampai 2041 mendatang. Dia menambahkan PTFI bakal melakukan eksplorasi secara terbatas untuk menjamin kepercayaan pada ketersediaan emas milik PTFI.

“Kami hanya eksplorasi untuk menambah keyakinan pada cadangan yang ada, kami tidak akan melakukan eksplorasi yang lain karena izin kami sampai 2041 dan dengan cadangan yang ada saat ini itu bisa ditambang lebih dari 2041,” tuturnya.

Harga emas bergerak menguat pada awal perdagangan Senin (27/6/2022) setelah Amerika Serikat (AS), Inggris, Jepang, dan Kanada berencana mengumumkan larangan impor emas dari Rusia dalam KTT G7 di Jerman.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas berjangka Comex untuk kontrak Agustus 2022 terpantau menguat 0,21 persen atau 3,8 poin ke level US$1.834,10 per troy ounce pada pukul 06.48 WIB. Sementara itu, harga emas di pasar spot terpantau menguat 0,23 persen atau 4,15 poin ke level US$1.831,03 per troy ounce pada pukul 06.59 WIB.

Dalam sebuah pernyataan oleh Pemerintah Inggris, tindakan ini akan memiliki dampak secara global sehingga menghalangi celah bagi Presiden Rusia Vladimir Putin meraih dana. Pengiriman emas antara Rusia dan London merosot menjadi hampir nol sejak negara-negara Barat memberlakukan sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.

“Keputusan ini merupakan tindakan formal yang melanjutkan apa yang telah dilakukan industri emas,” kata kepala penelitian broker BullionVault Adrian Ash, dikutip Bloomberg, Senin (27/6/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini